Mohon tunggu...
Evi Yuniati
Evi Yuniati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bermimpi, bercita-cita menjadi penulis...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih Mama..

4 Agustus 2012   03:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:16 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ku buka album biru, Penuh debu dan usang. Ku pandangi semua gambar diri, kecil bersih belum ternoda.."

Ku dengar lantunan suara Melly Goeslaw menyanyikan lagu "Bunda". Tiba-tiba ingatanku melayang pada masa kecil dulu. Saat aku masih bermanja bersama mama.

Ku buka lemari kecil di bawah rak TV. Ku cari album foto yang dulu sempat tercecer waktu aku pindahan rumah. Album yang berisi foto waktu aku TK, waktu aku, papa, mama dan mas Tyo jalan-jalan ke Cibodas, pokoknya album ini berisi kenangan masa kecil ku yang sangat istimewa.

Melihat senyum manis mama waktu dulu, membuat aku tersenyum lagi. Mamaku wanita yang cantik, putih, berwajah oriental. Mama sosok yang menginspirasi aku. Mama adalah wanita yang sabar, tidak pernah mengeluh, ceria dan satu lagi..pencerita yang baik. Aku ingat dulu mama selalu membacakan cerita sebelum tidur untuk aku dan mas Tyo.

Mama is my best friend. Mama selalu ada disaat aku butuh. Aku selalu berbagi suka dan duka bersama mama. Aku ingat waktu SMA dulu pernah putus cinta, mama menghibur ku dengan cara yang lucu. Mama beli es krim coklat kesukaanku sebanyak satu liter, terus mengajak aku nonton VCD film India tentang anak yang tertukar. Aku ga suka film India, tapi hari itu aku mau temani mama yang sudah kesekian kalinya nonton film itu sambil menyendok es krim bergantian.

Ternyata film India itu menguras air mataku. Es krim pun terbengkalai sampai melumer. "Gimana? Sudah lega kan?", tanya mama setelah film usai dan aku masih menyeka air mata terakhirku. Aku pun tersenyum dan memeluk mama erat.

Kecerianku kembali karena mama. Papa yang jarang di rumah karena pekerjaannya sebagai pelayar, mas Tyo yang kuliah di Surabaya membuat ku semakin dekat dengan mama. Kesetiaan mama sama papa juga menjadikan panutan buatku.

Banyak yang bilang aku sama mama itu kayak anak kembar, karena kemiripan wajah kami. Kalau sudah dipuji begitu senyumku mengembang dengan manisnya dan begitu bangganya aku.

Kesabaran mama teruji waktu papa pergi selama-lamanya akibat penyakit jantung di masa aku kuliah semester tiga dan mas Tyo di semester akhir. Mama tidak larut dalam kesedihan, mama tetap menyemangati kami sehingga mas Tyo bisa lulus kuliah dan diterima bekerja di salah satu bank swasta di Surabaya juga.

Untuk mempertahankan ekonomi keluarga, mama berjualan kue. Karena keahlian mama selama ini hanya untuk konsumsi keluarga, sekarang bisa dinikmati semua orang. Macam-macam jenis kue bisa mama buat. Dari jajan pasar, kue kering, sampai cake. Aku pun membantu mama dengan menawarkan pada teman-teman di kampus, juga dosen-dosen. Kalau lagi banyak pesananan, aku pun mengorbankan waktu kuliah untuk membantu mama.

Pernah suatu sore saat santai, aku berdialog dengan mama.                                                                                                      "Ma, mama pernah merasa capek ga semenjak papa ga ada?"                                                                                                    "Dilla, hidup ini untuk dijalani bukan hanya berkeluh kesah. Mama sedih iya, mama capek iya, tapi apa semua itu akan membantu hidup kita? Kalau mama hanya sedih dan mengeluh apa kita bisa bertahan hidup? Mama ikhlas menjalani semua ini Dilla. Mama kan masih punya kamu, mas Tyo. Lagipula papa kan selalu ada di hati kita semua." Senyum manis itu selalu mengembang di saat sulit sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun