Mohon tunggu...
Veronika Yasinta
Veronika Yasinta Mohon Tunggu... Jurnalis -

Kembali tertarik menulis...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Online ala Twitter

20 April 2012   02:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: google image

Penerbitan, baik majalah, surat kabar, tabloid, dan media cetak lainnya, tentu saja sudah melewati masa keemasan di zamannya. Saat ini internet-lah yang merajai segala aspek kehidupan, mulai dari radio, televisi, surat kabar, berita, musik, dan sebagainya, bisa dinikmati melalui internet. Semua data disimpan dalam bentuk digital sehingga bisa dibawa dengan praktis dan diakses kapan saja serta dimana saja. Kita juga bisa memilih informasi apa saja yang kita ingin ketahui. Jurnalisme online, kegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan suatu peristiwa menggunakan world wide web (www) sebagai media.

Fokus dalam hal pemberitaan, internet sangat unggul untuk kecepatan memperbaharui informasinya dari seluruh dunia dan ke seluruh penjuru bumi. Produk jurnalisme kini bisa dinikmati secara online artinya dengan memanfaatkan teknologi internet. Entah bagaimana bisa tercipta internet, namun teknologi bisa sangat bermanfaat jika kita menggunakan secara baik. Selain itu, jurnalisme sendiri memiliki masa depan yang cerah dengan munculnya internet. Jurnalis dengan mudah dan cepat menyajikan informasi ke publik. Yang menjadi fenomenal adalah Twitter, yang kini dimanfaatkan untuk memberitakan peristiwa tertentu. Twitter, dengan berbagai keunggulan dan keunikannya, merubah jurnalisme menjadi mudah untuk diakses. Orang-orang popular pun memanfaatkan Twitter untuk berinteraksi dengan penggemarnya tanpa harus mem-follow semua fansnya.

Jurnalis televisi dan radio bisa melaporkan secara langsung peristiwa yang saat itu juga sedang terjadi, kini jurnalis online juga bisa melakukannya. Ketika sebuah peristiwa terjadi, jurnalis meyajikan fakta secara cepat, baik dengan video streaming secara langsung di website, laporan langsung secara audio saja, Twitter, dan sebagainya. Jurnalisme akan lebih baik daripada sebelumnya, karena jurnalisme kini berkembang bersamaan dengan para jurnalis yang tumbuh pada era internet. Teknologi internet sendiri masih bisa berkembang dan lebih maju dari yang sekarang, tinggal menunggu waktu saja bagaimana teknologi itu hadir.

Saat ini Twitter, sebagai mikroblogging yang sudah banyak dimiliki oleh manusia dengan berbagai alasan dan tujuan. Pada tahun 2009, menurut compete.com, pengguna Twitter mencapai hampir 8 juta. Twitter memang bukan masuk dalam ranah sosial media seperti Facebook.

Kini, jurnalisme memanfaatkan keunikan Twitter dalam menyampaikan berita-berita kepada publik. Twitter menjadi salah satu sarana untuk menyajikan peristiwa terkini oleh personal maupun dari redaksi pemberitaan yang sah, seperti detikcom, kompas, vivanews, dan sebagainya. Jurnalisme online seperti itu juga semakin update dan lebih cepat diterima oleh publik dengan hadirnya Twitter. Keunggulan Twitter juga terletak pada topik yang sedang hangat dibicarakan publik dapat langsung diketahui oleh penggunanya. Peristiwa yang dilaporkan dengan Twitter pun terkadang berkelanjutan, kita pengguna Twitter tidak setiap detik mengaksesnya, dan itu bisa menyebabkan kita ketinggalan berita tertentu. Namun, dengan mesin pencari di Twitter, kita bisa menemukan kembali berita tersebut.

[caption id="" align="alignleft" width="479" caption="sumber: google image"][/caption]

The Live Web

Seperti laporan langsung yang dilakukan oleh media televisi dan radio, web pun kini menjelma dengan kekuatannya melaporkan peristiwa secara langsung dan lebih cepat. Karena jika jurnalis televisi memerlukan waktu untuk mendatangi peristiwa itu secara langusng dengan audio dan visual, web melakukannya lebih cepat, bisa hanya dengan tulisan, gambar, video ataupun audio. Hal tersebut yang mendasari lahirnya the live Web. Ide mengenai the live Web mudah untuk dipahami selama peristiwa yang genting (breaking-news event).

Pada tahun 2008, teroris menyerang Mumbai, gempa bumi di China dan lainnya membuktikan bahwa Twitter adalah tempat terbaik untuk menemukan apa yang sedang terjadi saat itu. Bukan hanya peristiwa genting saja kita bisa mengakses live Web di Twitter. Pada saat kapanpun, kita bisa melihat topik-topik popular yang sedang dibicarakan publik di Twitter dengan mengunjungi beberapa aplikasi Twitter atau langsung saja ke http://search.twitter.com. Memang dengan menekan kata kunci yang telah kita ketik, kita bisa menemukan informasi dengan spesifik. Tentu, Google dan Wikipedia juga merupakan mesin pencari yang canggih, tapi tidak cukup cepat jika dibandingkan dengan Twitter.

Dengan 140 karakternya, Twitter mencoba untuk menyederhanakan kata namun tidak mengurangi informasi lengkapnya, karena dengan Twitter, kita bisa langsung terhubung pada link berita lengkapnya, foto atau video sehingga mempermudah aksesnya. Dengan Twitter pula, kita bisa memilah informasi apa terkait dengan kebutuhan kita, dengan following seseorang atau portal berita.

Twitter mendeskripsikan dirinya “sebuah layanan kepada teman, keluarga, dan partner kerja untuk berkomunikasi dan tetap terkoneksi melalui pertukaran informasi secara cepat, hanya menjawab pertanyaan sederhana: Apa yang sedang kamu lakukan? (What are you doing?).

Jika untuk tujuan jurnalistik, kita bisa merubah pertanyaan menjadi: apa yang sedang terjadi? (what is happening?). Jika digunakan sebagai alat jurnalistik pun, kita bisa melatih diri dengan Twitter, karena memberikan kita kebebasan dan kemudahan untuk mempratikkan menulis breaking-news Headline dengan gaya news ticker. Namun terkadang, keberadaan Twitter juga masih menjadi perdebatan kaitannya sebagai alat kegiatan jurnalistik, yakni menyampaikan berita kepada publik. Apakah Twitter termasuk jurnalisme atau bukan. Tapi, dengan twitter, kita juga bisa mengakses link berita lengkapnya pada situs tertentu.

Dengan hadirnya Twitter, apakah ini akan menjadi jurnalisme masa depan?

Kita hidup di dunia global yang mobile. Dulu, ketika pertama kali teknologi telepon genggam berkamera, terlihat sekali bagaimana antusiasnya kita menyambut kecanggihan seperti itu. Dengan video kamera pula kita bisa memanfaatkan GPS (Global Positioning System) yang bisa membantu pula dalam jurnalisme. Bahkan surat kabar online juga menjadi “surat kabar pada telepon genggam”, karena kemudahannya pula yang bisa diakses melalui mobile phone. Terlebih lagi, akses internet bisa diakses melalui telepon genggam, yang berarti segala yang ada diinternet bisa disajikan secara mobile. Twitter mudah digunakan baik dari laptop maupun telepon genggam yang telah memiliki fasilitas internet. Sebagai tambahan, dengan fasilitas RSS feed pada twitter.com/news bisa menghubungkan kita langsung pada halaman utama sebuah web yang menyajikan berita yang update kepada publik secara online tanpa harus meminta pembaca untuk mengakses Twitter.com terlebih dahulu.

Hanya dengan sebuah alat yang berukuran kecil dan sederhana namun canggih, berita bisa disajikan kepada publik dengan mudah. Teknologi berkembang dengan cepat, setelah telepon genggam, lalu tablet, bentuk teknologi apakah lagi yang bakal merajai kehidupan manusia? Bagaimana jurnalisme dibentuk oleh kehadiran teknologi yang luar biasa. Setelah kita mengetahui kehebatan Twitter yang menjadi alat (tools) dalam bidang jurnalisme, masihkan ada alat lainnya nanti yang akan menggantikan posisinya? Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itu lantas sering terlintas di benak, pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh waktu. Namun sejatinya, apapun bentuk jurnalisme itu, baik cetak, audio, visual, audio dan visual, dan online, haruslah tetap memegang prinsip teguh, yakni melaporkan peritiwa kepada publik sesuai dengan fakta.

Sumber referensi:

·Bull, Andy. Multimedia Journalism: a Practical Guides. 2010. New York: Routledge

·Briggs, Mark. Journalism Next. 2010. Washington D.C: CQ Press.

·Bahan kuliah Jurnalisme online: www.ayomenulisfisip.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun