Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tips Memilih Hewan Peliharaan Ramah Lingkungan

8 Desember 2019   19:08 Diperbarui: 29 Februari 2020   19:55 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com/Argonaut999

"Bu, kok aku gak boleh pelihara kucing, ayam, kelinci atau kambing di rumah? Kan asyik tuh Bu kalau mereka ada disini," tetiba anak bolangku merajuk di sepenggal hari nan sejuk.

"What!!", aku terbelalak mendengarnya. Meski angin sepoi menggelitik telinga. Rasa geli ingin tertawa tak bisa dibendung hadirnya. Namun aku pun tak bisa menahan tuk menjelaskan. Bahwa hal demikian tak semudah yang dibayangkan.

Memelihara hewan membutuhkan persiapan. Tak hanya lahan pun secara kesanggupan tak bisa dipermainkan. Sebab hewan itu seperti halnya manusia. Yang punya rasa ingin dicinta. Jika kita tak sepenuhnya mencinta maka lebih baik tak usah memelihara saja. Kasihan jika hanya disia sia.

Pun kita harus memikirkan dampak yang ditimbulkan oleh kotoran hewan. Jika tak memungkinkan memelihara di dalam pemukiman, lebih baik urungkan. Sebab secara kesehatan pun harus dipertimbangkan. Jika tidak, maka akan menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan.

Kita hendaknya melihat kenyataan. Bagaimana kita harus turut menjaga kesehatan lingkungan. Jika kita hanya memiliki sedikit lahan. Atau sama sekali tak ada pekarangan. Tak mungkin kita memilih hewan yang membutuhkan kandang pun ruang yang lapang agar mereka nyaman.

Jika kita tetap ingin memelihara. Maka pilihlah hewan yang ramah lingkungan. Agar kesehatan pemukiman bisa tetap terjaga dengan aman.

Anak bolangku berusia 5 tahun. Dia amat menyukai hewan sudah sejak lama. Beragam hewan disukainya. Hampir setiap hari dia sibuk mencari belalang. Di dekat lapangan pun rumput ilalang. Kupu kupu kerap juga dibawa pulang. Tuk dijadikan hewan peliharaan.

Saat itu aku berpikir jika tidak diarahkan maka akan berdampak membahayakan. Bagi si hewan pun dirinya. Apalagi jika tidak dikenalkan hewan apa saja yang aman pun tidak, maka akan menuai bahaya.

Pernah satu ketika Bu guru di sekolah mendapati anakku hendak menangkap ulat bulu. Spontan Bu guru melarangnya untuk mendekat. Sebab tindakan tersebut amat membahayakan. Bulu dari si ulat dapat melukai kulit sehingga menimbulkan rasa gatal pun panas menyengat.

Anakku kerap lupa jika sudah bercengkerama dengan hewan yang ditemuinya. Dia begitu asyik tanpa peduli bahaya yang ditimbulkan. Apalagi anak seusianya belum faham mengenai dampak hewan terhadap lingkungan. Pun kotoran yang bisa mencemari pemukiman. Sebagai contoh ketika dia memintaku untuk memelihara ayam. Aku menolak. Sebab lingkungan kami tak memungkinkan. Ayam membutuhkan lahan yang cukup lumayan. Secara kesehatan pun sebaiknya jauh dari pemukiman.

Awalnya aku tak tertarik memelihara hewan apapun di rumah. Mengingat kondisi rumah yang minimalis pun tak ada pekarangan untuk dijadikan lahan pemeliharaan hewan. Secara waktu aku juga masih belum siap untuk direpotkan soal perawatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun