Mohon tunggu...
Khoiry Bachrul Ulum
Khoiry Bachrul Ulum Mohon Tunggu... Penulis - Pengasuh Sepatumerah.net

Dunia hanya jembatan. Tempat menghamba kepada Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Istri Rasulullah | Ibu Sekalian Umat Mukmin

20 November 2019   21:35 Diperbarui: 20 November 2019   22:39 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia adalah putri bibi Rasulullah. Beliau telah menjodohkannya dengan Zaid bin Haritsah. Zainab berkata, "Aku tidak rela dia menjadi suamiku karena aku adalah perempuan Quraisy yang mulia." Beliau bersabda, "Aku meridhainya untukmu." (HR. Al-Bukhari).

Allah menurunkan firman berkenaan dengannya, "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Barangsiapa telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah berada dalam kesesatan yang nyata." (Al-Ahzab: 36).

Zainab pun melaksanakan perintah Rasulullah dengan mau menikah dengan Zaid bin Haritsah. Maskawinnya ketika itu sepuluh dinar, enam puluh dirham, baju kurung, baju besi, lima puluh mud gandum dan sepuluh mud kurma. Zainab hidup bersama Zaid selama sekitar satu tahun atau lebih Kemudian terjadi perselisihan di antara keduanya.

Zaid pergi kepada Rasulullah untuk mengadukan perihal istrinya dan meminta izin kepada beliau untuk menceraikannya. Rasulullah menasehatinya agar tetap bersabar dan bersabda kepadanya, "Pertahankanlah istrimu dan bertakwalah kepada Allah." (HR. Al-Bukhari).

Akan tetapi Zaid tidak sanggup meneruskan hidup bersama Zainab, maka ia menceraikannya Kemudian perintah Allah turun kepada Rasulullah agar beliau menikahi Zainab. Allah berfirman, "Dan (ingatiah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya, "Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,"sedang  di dalam hatimu telah menyembunyikan apa yang sudah Allah nyatakan, dan dirimu merasakan takut kepada manusia, sedangkan Allah lah yang lebih layak untuk kamu takuti. Maka ketika Zaid telah memutuskan untuk mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami menikahkanmu dengannya agar orang-orang Mukmin tidak merasa keberatan untuk (menikahi) istri-istri dari anak-anak angkat mereka, saat anak-anak angkat itu sudah mengakhirkan keperluannya dari istrinya. Ketetapan Allah itu pasti terjadi". (Al-Ahzab: 37).

Hal ini demi membatalkan adat adopsi anak yang sudah berlaku di zaman jahiliyah. Seusai Zainab menjalani masa iddah, Rasulullah mengirim Zaid kepadanya untuk meminangnya untuk beliau. Zaid membacakan ayat- ayat di atas kepadanya.

Zainab sangat gembira, bersujud syukur kepada Allah dan bernadzar untuk berpuasa dua bulan karena Allah. Zainab bangga dengan keistimewaan yang tidak dimiliki istri-istri Rasulullah yang lain. la mengatakan, "Kalian dinikahkah oleh keluarga kalian dan aku dinikahkan Allah dari atas tujuh langit." (HR. Al-Bukhari).

Zainab berhati lembut dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin. la pandai menyamak kulit dan membuatnya menjadi manik-manik. la bekerja dan menginfakkan hasilnya kepada orang-orang miskin. la meriwayatkan sebelas hadits dari beliau.

Rasulullah bersabda kepada istri-istrinya, "Yang paling cepat menyusulku (meninggal dunia) adalah yang paling panjang tangannya di antara kalian (yang paling banyak bershadaqah)." (HR. Al-Bukhari). Zainab adalah istri Rasulullah yang paling awal meninggal setelah beliau wafat. la wafat tahun 20 H/640 M.

Juwairiyah binti Al-Harits

Nama lengkapnya Barrah binti Al-Harits bin Abu Dharar bin Habib bin Aidz bin Malik dari suku Khuza'ah. Ayahnya seorang pemimpin Ban Mushthaliq. la menikah dengan anak pamannya, Musafi' bin Shafwan bin Abu Asy-Syafar, salah satu pemuda Khuza'ah.

Juwairiyah ingin merdeka dengan cara akad Kitabah (menebus diri secara berangsur). Kemudian ia mendatangi Rasulullah guna meminta tolong kepada beliau dalam akad Kitabah-nya. Dia berkata, "Duhai Rasulullah, aku adalah Juwairiyah putri dari Al-Harits bin Abu Dhirar seorang pemimpin dari kaumnya. Diriku telah mendapatkan musibah sebagaimana kabar yang jelas kauterima. Aku menjadi bagian Tsabit bin Qais bin Syimas atau anak pamannya. Aku ingin menebus diriku dengan akad Kitabah. Aku mendatangimu untuk meminta tolong kepadamu dalam akad ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun