Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Hukuman atas Sodom dan Gomorrah Melanggar Prinsip HAM?

20 Juli 2019   07:03 Diperbarui: 20 Juli 2019   08:00 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa diluluh lantakkannya Sodom - Gomorrah sudah berlalu ribuan tahun lalu dan itu terjadi sebagai bentuk hukuman Tuhan terhadap kaum yang melakukan perbuatan nista yang saat ini populer dengan sebutan LGBT

Dan peristiwa itu bukan dongeng atau karya sastera semisal kisah Hercules, Mahabarata atau Romeo and Juliet tapi sebuah peristiwa yang pernah terjadi dalam kenyataan dan menjadi bagian dari perjalanan sejarah umat manusia,sebagai bukti ilmiah kesejarahannya adalah artefak yang ditinggalkannya yang dapat di temukan oleh umat manusia saat ini.sehingga bohong besar kalau ada yang menyebutnya sebagai dongeng.dan karena faktor itulah maka layak untuk dikaji secara keilmuan dari berbagai sisi dan sudut pandang

Dan karena di era kekinian-abad modern manusia mengenal konsep prinsip 'hak asasi manusia' (HAM) yang sering dipasangkan dengan konsep demokrasi dan menjadi sebuah worldview terkemuka di dunia saat ini maka walau kelihatan agak nyeleneh dan tidak nyambung mungkin ada yang 'iseng' melihat peristiwa itu dari persfective HAM

Karena andai penduduk Sodom dan Gomorrah saat itu sudah mengenal prinsip HAM-demokrasi dan apapun yang mereka perbuat saat itu walau disebut nista-dosa-munkar dlsb.maka lalu ketika datang seorang nabi yang memperingatkan mereka akan perbuatan nista nya itu mungkin mereka akan memakai dalil HAM itu untuk melegalisir atau dalil pembenaran atas apa yang menjadi kesenangannya tersebut

Masalahnya adalah,andai prinsip HAM-demokrasi itu telah secara resmi ditegakkan oleh kaum Sodom-Gomorrah di negeri nya maka apakah Tuhan akan surut ke belakang dalam menghukum mereka misal karena takut dianggap melanggar prinsip HAM ?

Nah yang harus kita dalami-renungi serta fahami adalah, ternyata Tuhan tidak melihat-menilai dan lalu menghukum amal perbuatan manusia dengan menggunakan prinsip HAM seperti yang saat ini dibuat sebagai parameter nya

Tuhan melihat-menilai serta menghukum atau memberi pahala (sebagai akibat) dari semua sebab yang diperbuat manusia-yang baik atau yang buruk itu berdasar grand konsep yang Ia buat sendiri dan yang menjadi konstruksi dari kebenaran agama Ilahiah

Apakah konsep HAM-demokrasi yang di konsep manusia di era abad ini mengenal batasan benar-salah,baik-buruk berdasar definisi sebagai mana tertera dalam kitab suci agama Ilahiah ?

Karena sebagaimana kita tahu juga prinsip demikian itu sering dijadikan alat-dalil-argumentasi sebagai pembenaran atas perilaku-perbuatan yang bila dinilai oleh agama adalah suatu yang dikategorikan salah-buruk-nista-dosa

Sebagai contoh,perilaku seks bebas hingga praktek perkawinan sejenis termasuk LGBT sering mengatkan diri dengan atau diantaranya memakai tameng prinsip HAM utamanya ketika perilaku mereka itu diserang baik secara moral maupun agama

Walau tidak bisa dipungkiri bahwa di sisi lain prinsip HAM - demokrasi juga sering digunakan sebagai senjata oleh para pejuang kemanusiaan untuk melawan kesewenang wenangan penguasa lalim atau penindasan manusia atas manusia semisal penindasan atas suku Rohingya yang terjadi di Myanmar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun