Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Wahai Mahasiswa, Presentasi (Bukan) Momok yang Menakutkan

22 Juni 2019   13:06 Diperbarui: 22 Juni 2019   16:06 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi presentasi | sumber: www.annalect.fi

Ketika saya presentasi, saya pun sering menggunakan kontak mata untuk menarik perhatian audiens. Umumnya, orang yang saya tatap, akan berbalik menatap saya. Itu akan membuat seolah-olah saya sedang menjelaskan langsung dan hanya kepada orang tersebut. 

Namun juga jangan berlama-lama menatap pada satu orang, karena orang itu bisa kegeeran, karena kamu punya banyak audiens di sekeliling ruangan yang harus kamu perhatikan juga. 

Walau terkadang ada yang tidak balik menatapmu, atau justru menunduk ketika kamu tatap, tidak apa! Setidaknya kamu sudah melakukan usaha untuk mengajak mereka masuk dalam presentasimu.

3. Buat Gebrakan Pada Saat Pembuka dan Penutup

Konon, seseorang hanya akan tertarik dengan pembuka dan penutup. Seperti sebuah novel, orang-orang akan tertarik jika melihat pembukaannya yang membangkitkan rasa penasaran. Lalu di akhir, orang-orang akan menyimpulkan, apakah cerita dalam novel tersebut bagus atau tidak.

Begitu juga dengan presentasi. Orang-orang akan melihat pada bagaimana cara kamu membuka presentasi tersebut dan bagaimana kamu mengakhirinya. 

Apalagi jika kamu berada dalam perlombaan, dan orang sebelum kamu mempunyai penampilan yang bisa dikatakan wah! Maka dari itu, tugasmu adalah menarik perhatian audiens dan tekankan bahwa presentasimu jauh lebih menarik dari pada yang lain. Di sinilah "gebrakan" sangat penting supaya presentasimu terlihat berbeda.

Untuk pembukaan, jika pada umumnya, orang-orang hanya mengatakan salam, perkenalan diri, dan langsung berlanjut ke materi. Kamu bisa menambahkan kalimat pertanyaan yang dapat membangkitkan rasa penasaran audiens.

Contohnya,

"Assalamualaikum wr. wb. Salam pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Perkenalkan nama saya Tutut Setyorinie dari prodi akuntansi keuangan terapan. Pada hari ini saya akan membahas tentang sewa. Teman-teman, apa kalian tahu apa itu sewa? Dan apa ada yang pernah melakukan sewa?"

Dengan menambahkan pertanyaan seperti itu, audiensmu akan tahu topik apa yang sedang kamu bahas. Bahkan mungkin mereka akan penasaran, dan terus-terusan menyaksikan presentasimu. Selain itu, pertanyaan juga dapat kamu gunakan untuk mengukur bagaimana tingkat pemahaman mereka tentang topik yang kamu bahas, sehingga kamu dapat mempersiapkan pertanyaan yang kira-kira akan mereka lontarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun