Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Peresmian Kesedihan

4 November 2019   10:43 Diperbarui: 4 November 2019   10:49 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://www.raisethebar.co.uk

sajak ini telah terkubur demikian lama,
sampai aku percaya. bahwa aku sudah mati
tanpa sempat mengerti.

tapi ada yang bertahan di musim-musim berwarna biru:
nasib tetaplah nasib, terluka atau patah hanya jalan sahaya.

kemudian kesaksian, dan kau masih saja tak tersentuh di sana
aku berbicara kepada kegetiran-kegetiran itu

kau, ya! KEHENINGAN.

menyukai hujan-apalagi dari balik kereta,
saat basah muncul di jendela. mengaburkan wajah.
tidak selalu ringkas dimengerti.

seperti padi di ujung cakrawala, disembunyikan kemerosotan
tumbuh sebagai sepi, kering dan enggan dikenali.

kau mengutuki hati yang pergi
di antara gigil besi dan nyanyi perih petani.

tidak banyak kita bahagi,
sendiri-sendiri. mati. tidak saling bersedih.

lalu sederet kemalangan diresmikan,
di bawah sawah, di atas kematian-kematian
tanpa pernah kita hindari.

apakah yang diresmikan
dari kesedihan?

- kepada segala nasib buruk!

[Sungai Petai, November 2019]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun