Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Sicario-Day of The Soldado", Tangan Hitam di Balik "War Against Terror"

14 September 2018   11:15 Diperbarui: 16 September 2018   06:02 2270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : rock101.com

Dalam dalil geopolitiknya: tidak lagi penting senjata pemusnah massal itu ada atau tidak. Adalah lebih penting Saddam Hussein ditumbangkan atau tidak!

Karena itu juga, Day of The Soldado (Soldado, bahasa Spanyol konon berakar kata pada bahasa Tua Portugis yang bisa berarti Soldier dalam bahasa Inggris) adalah semacam sindiran terhadap pendekatan operasi militer yang diarsiteki para maniak perang alias kaum Neo-konservatif atau yang disebut geng Hawkish dalam politik luar negeri Amerika Serikat?

Pendekatan yang juga memiliki kegemaran memainkan adu domba atau yang disebut sebagai "Proxy War" di negara yang menjadi target dari kontrol dan hegemoni politiknya. Negeri yang kaya sumberdaya alam, memiliki modalitas budaya begitu kaya namun miskin kapasitas mengelola akar-akar kemajemukannya sendiri. 

Seperti negeri.....mu.

Selain aspek yang beraroma pertarungan geopolitik di atas, kita bisa memaknai Sicario:Day of The Soldado dalam konteks hubungan antara pengambilan keputusan politik dan gender.

Film ini membagikan gambar lama dari keputusan perang adalah perkara yang maskulin. Perang diputuskan oleh segelintir laki-laki yang egonya terluka atau ambisinya akan kontrol belum terpenuhi. Para lelaki yang lupa batas dari melayani ambisi dengan menyediakan kerusakan.

Sementara perempuan, entah Kate Macer atau Cynthia Foards, hanyalah suara-suara sumbang dari ambisi melayani ego yang luka itu. Feminitas yang mereka representasikan belumlah memiliki cukup posisi tawar yang membuat keputusan-keputusan brutal batal menjadi policy.

Tentu saja tema besar yang menjadi inti cerita di atas bukanlah perkara baru dalam film Hollywood. Namun, Day of The Soldado tetaplah contoh dari film laga yang tidak jatuh pada sekadar aksi tembak-tembakan semata, yang banjir darah dan kental heroisme gaya Barat. Film yang juga didedikasikan mengenang mendiang Johann Johannsson, sang komposer pada Sicario pertama ini tetap jitu menyisipkan isu-isu geopolitik dan moral faktual yang menggelitik.

Day of The Soldado telah sukses untuk itu!

***   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun