Mohon tunggu...
Triwibowo Probo Sukarno
Triwibowo Probo Sukarno Mohon Tunggu... Guru - Konselor Sekolah

Bimbingan dan Konseling | SMPN 1 Jatirogo, Tuban | Pernah ditugaskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai Pendidik daerah 3T di Kabupaten Boalemo, Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar di Rumah Menyenangkan? Ini Tipsnya!

6 April 2020   10:36 Diperbarui: 6 April 2020   10:59 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Berbahagia saat Belajar (dokpri)

Kemunculan kasus COVID-19 pertama kali di China pada 10 Januari 2020 ternyata berbuntut panjang pada revolusi kehidupan manusia di muka bumi. Mulanya dunia menyoroti pola hidup masyarakat China yang dianggap 'tidak bersih' menurut standar di masing-masing Negara.

Wuhan, sebuah kota di China bagian timur diduga kuat menjadi tempat lahirnya virus mematikan bernama corona. Penilaian ini diperkuat adanya video-video di youtube yang mempertontonkan kegemaran beberapa masyarakat China memakan hewan secara ekstrim. Salah satu yang paling membekas dalam ingatan saya adalah menu sup kelelawar yang disajikan secara utuh.

Indonesia menjadi salah satu Negara terdampak virus mematikan ini. Padahal, mulanya masyarakat optimis bahwa Indonesia kebal. Iklim tropis, kegemaran mengonsumsi rempah, serta pola hidup masyarakat yang juga terkesan jorok ini menjadi dalih bahwa corona tidak akan pernah masuk di Indonesia.

Dugaan ini ternyata irasional. Bagaimanapun juga masyarakat harus mengubah persepsinya bahwa siapapun bisa terjangkit COVID-19. Per 2 April 2020 saja dilaporkan 1677 orang positif dan 157 orang meninggal dunia. Angka kematian ini cukup tinggi jika dibandingkan Negara-negara beriklim tropis lainnya.

Langkah pemerintah untuk menggalakkan gerakan Work From Home (WFH) dinilai sangat tepat. Pasalnya secara ilmiah penularan virus ini cukup cepat dengan masa inkubasi yang cepat pula. Bayangkan saja, orang yang terlihat sehat bugar bisa jadi menjadi carrier atau membawa virus yang bisa menular bahkan pada saat masa inkubasi.

Kegiatan masyarakat dialihkan di rumah, pusat perbelanjaan dibatasi, sekolah dan pondok pesantren juga dirumahkan. Bukan liburan, melainkan belajar di rumah.


Tiga minggu awal belajar di rumah, banyak yang mengalami kesulitan. Terang saja, belajar mandiri tanpa pengawasan guru memang lebih menantang. Lazimnya, ketika sulit memahami suatu materi bisa bertanya kepada guru secara langsung, tetapi karena adanya batasan siswa tidak bisa menemui guru untuk meminta penjelasan.

Belum selesai tugas dari satu guru, guru lain pun datang memberikan tugas. Nah, berikut ini adalah cara yang bisa digunakan agar belajar di rumah bisa lebih terarah.

1. Buatlah jadwal kegiatan

Tidak bisa dipungkiri, selain memiliki tanggung jawab belajar kita juga memiliki tanggung jawab rumahan. Kita perlu membantu orang tua membersihkan rumah, mencuci peralatan makan, mengasuh adik, memberi makan hewan peliharaan, dan sebagainya. Agar kegiatan belajarmu tidak terganggu, kamu perlu membuat jadwal kegiatan yang disepakati bersama orang tuamu. 

Misalnya, kamu bisa membantu mengerjakan tugas-tugas rumah tersebut sebelum jam 07.00 pagi. Selebihnya, jam 07.00---13.00 adalah kegiatan belajar yang perlu diprioritaskan. Pada rentang waktu tersebut kamu harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Pelajari materi yang diajarkan oleh guru, dan kerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadamu.

2. Ruang belajar harus nyaman

Kamu percaya kan bahwa tempatmu belajar memengaruhi motivasi belajarmu. Kalau tempat belajarmu kotor, pengap, bising, dan bau tentu kamu tidak akan bisa nyaman dalam belajar. 

Jadi, pilihlah tempat yang benar-benar kondusif. Kamu bisa menyediakan meja belajar di dalam kamarmu, bisa juga belajar di teras atau balkon rumah yang sepi. Hindari belajar di atas tempat tidur sambil rebahan. Meskipun itu merupakan posisi ternyaman yang kamu rasakan, percayalah itu justru membuatmu menjadi lebih tidak bersemangat dalam belajar.

3. Sesuaikan dengan gaya belajar

Sudah barang pasti kamu mengetahui gaya belajarmu, kan? Nah, gunakan pemahamanmu terhadap gaya belajar tersebut dengan cara menyediakan hal-hal yang membuatmu bisa memahami pelajaran dengan baik. 

Misalnya, kalau kamu bergaya auditori, kamu bisa belajar sambil mendengarkan musik, memperkaya materi dengan menonton video pembelajaran di youtube, atau belajar sambil berdiskusi secara online dengan rekan kamu

Bagi kamu yang gaya belajar visual, siapkan buku-buku refrensi yang berisi materi seperti buku paket atau LKS. Kalau materi tersebut kurang, kamu bisa memperkaya pengetahuanmu dengan cara mengunjungi website pembelajaran.

Sedangkan, kamu yang kinestetik, siapkan kertas atau buku yang tidak terpakai di sampingmu ya. Untuk apa? Kamu bisa gunakan kertas atau buku tersebut untuk mendemonstrasikan atau menggambar agar tanganmu tetap bergerak. Misalnya kamu mempelajari suatu materi dengan membuat mind-mapping sederhana, dan sebagainya.

4. Jauhkan dari hal-hal yang membuat tidak fokus

Seringkali kita mudah teralihkan oleh hal-hal kesayangan kita. Agar lebih fokus, kamu harus komitmen untuk menjaga jarak dengan benda-benda tersebut. Misalnya, kalau kamu suka membaca novel, selama belajar simpan dulu novelmu di tempat yang sulit dijangkau. 

Jika kamu mudah terganggu dengan suara, jangan pernah belajar di depan televise. Bisa-bisa kamu akan marah ketika adikmu menonton film kartun kesayangannya, atau bisa juga kamu bakal ikutan nimbrung nonton di samping adikmu.

5. Stop berpikir: "Ah, nanti saja"

Prokrasitinasi (menunda-nunda pekerjaan) adalah salah satu hambatan produktifitas. Kamu mungkin berpikir "Aku punya banyak waktu esok hari", sehingga menunda tugas-tugasmu. Padahal tanpa kamu sadari esok hari ada tugas lain yang harus kamu kerjakan. 

Kalau itu berulang kali kamu lakukan, maka tugas itu akan menumpuk. Kamu tidak akan pernah bisa fokus mengerjakan tugas dalam keadaan terburu-buru. Jadi, ada baiknya kerjakan tugas yang diberikan gurumu sesegera mungkin dengan penuh tanggung jawab.

6. Membuat to do list

Diperpanjangnya masa belajar di rumah tentu saja berdampak pada tanggung jawab mandirimu yang juga semakin besar. Terkadang, perintah guru untuk membaca menonton video, dan merangkum materi kamu anggap sebagai tugas berat. Padahal itu adalah sebuah panduan agar kamu memahami materi pelajaran loh. 

Karena perasaan terbebani tersebut, akhirnya kita mengabaikan tanggung jawab tersebut sehingga ada materi atau tugas tertentu yang kamu lewatkan. To do list adalah daftar rencana yang akan kamu kerjakan.

 Penggunaan to do list ini bisa membantu kamu agar tidak melewatkan tugas-tugas tersebut serta bisa memantau mana pekerjaan yang sudah kamu kerjakan dan mana yang belum. Agar lebih jelas memahami cara membuat dan sistem kerja to do list, kita lanjutkan di pembahasan selanjutnya ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun