Belum sampai dua tahun program tersebut sudah babak belur. Ada tiangnya, plastiknya tidak ada, sampai-sampai pernah dijadikan tempat menjemur celana dalam oleh masyarakat. Bahkan tong sampah tersebut di gergaji karena tak jelas peruntukannya.
 halte kapsul inilah yang membuat Ridwan Kamil diprotes karena dianggap tidak ramah pada kaum difabel. Sampai sekarang halte tersebut tak difungsikan, berdiri saja seperti itu, tertutup debu, kotor dan tak terurus. Demikian juga pembuatan trotoar di sepanjang jalan Jalan RE Martadinata (Riau) yang menggunakan batu granit, padahal kalau hujan trotoar dengan batu granit bisa sangat licin.
Yang membuat saya tertawa terbahak-bahak adalah pohon-pohon di kota Bandung yang sempat dipakaikan baju.
Prediksi saya benar, beberapa minggu setelahnya sudah banyak kain yang melekat pada pohon-pohon tersebut yang kotor, robek, dan malah mengotori keindahan pepohonan di kota Bandung.
Yang tinggal di luar kota Bandung mungkin tidak tahu, mereka hanya tahu saat awal pohon-pohon tersebut dililiti kain dan fotonya di posting di media sosial. Mereka hanya bisa memuji dan terkagum akan keindahannya, tapi adakah Ridwan Kamil dan pemkot Bandung memposting kondisi pepohonan dan kain-kain yang tampil semerawut itu kemudian. Lagian apa faedahnya juga ya meliliti kain di pohon.
Beberapa contoh di atas hanyalah contoh betapa cukup banyak program Ridwan Kamil yang terasa mubazir dan tak substansial. Padahal program-program tersebut memakan anggaran ratusan hingga miliaran rupiah.
Ada lagi program yang sifatnya mengajak masyarakat, seperti rebo nyunda (memakai atribut sunda), kamis english (hari kamis berbahasa inggris dan lain sebagainya. Untuk program yang bersifat campaign si menurut saya tidak ada masalah, asal memang bisa memberi dampak positif.
Belum lama Ridwan Kamil melontarkan ide agar terjadi pemekaran wilayah di jawa barat, alasannya agar kesejahteraan warga meningkat. Dia membandingkan dengan Sumatera Utara yang memiliki penduduk 12 juta jiwa dan terdiri dari 33 kabupaten/kota.
Pertanyaannya dengan kondisi demikian apakah sumatera utara sejahtera masyarakatnya? Saran saya bapak gubernur jabar kita yang baru ini dapat mencari informasi lebih tentang sumatera utara. Justru dengan adanya pemekaran akan banyak muncul raja-raja baru. Akan lahir penguasa-penguasa baru yang korup.