Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mewaspadai Ide Mubazir Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

6 September 2018   19:13 Diperbarui: 15 April 2019   15:23 4432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum sampai dua tahun program tersebut sudah babak belur. Ada tiangnya, plastiknya tidak ada, sampai-sampai pernah dijadikan tempat menjemur celana dalam oleh masyarakat. Bahkan tong sampah tersebut di gergaji karena tak jelas peruntukannya.

sumber gambar /news.detik.com
sumber gambar /news.detik.com
Halte juga menjadi produk gagal dari Ridwan Kamil. Kadang saya kalau berjalan di aspal kota Bandung hanya bisa geleng-geleng melihat halte yang sampai sekarangpun gak jelas mau diapakan. Sebenarnya sudah selesai atau belum pembuatannya. Karena halte tersebut tampak tidak difungsikan, dan memang saya tak pernah melihat ada orang memanfaatkan halte tersebut untuk menunggu bus.

 halte kapsul inilah yang membuat Ridwan Kamil diprotes karena dianggap tidak ramah pada kaum difabel. Sampai sekarang halte tersebut tak difungsikan, berdiri saja seperti itu, tertutup debu, kotor dan tak terurus. Demikian juga pembuatan trotoar di sepanjang jalan Jalan RE Martadinata (Riau) yang menggunakan batu granit, padahal kalau hujan trotoar dengan batu granit bisa sangat licin.

Yang membuat saya tertawa terbahak-bahak adalah pohon-pohon di kota Bandung yang sempat dipakaikan baju.

sumber gambar Tribun Jabar - Tribunnews.com
sumber gambar Tribun Jabar - Tribunnews.com
Saya tak tahu apa makna, esensi atau gunanya pohon-pohon disepanjang jalan kota Bandung dipasangi kain begini. Pertama kali saya melihat pemandangan ganjil ini saya langsung berpikir, kalau kainnya nanti sudah kotor apa akan dicuci atau langsung diganti dengan yang baru? 

Prediksi saya benar, beberapa minggu setelahnya sudah banyak kain yang melekat pada pohon-pohon tersebut yang kotor, robek, dan malah mengotori keindahan pepohonan di kota Bandung.

Yang tinggal di luar kota Bandung mungkin tidak tahu, mereka hanya tahu saat awal pohon-pohon tersebut dililiti kain dan fotonya di posting di media sosial. Mereka hanya bisa memuji dan terkagum akan keindahannya, tapi adakah Ridwan Kamil dan pemkot Bandung memposting kondisi pepohonan dan kain-kain yang tampil semerawut itu kemudian. Lagian apa faedahnya juga ya meliliti kain di pohon.

Beberapa contoh di atas hanyalah contoh betapa cukup banyak program Ridwan Kamil yang terasa mubazir dan tak substansial. Padahal program-program tersebut memakan anggaran ratusan hingga miliaran rupiah.

Ada lagi program yang sifatnya mengajak masyarakat, seperti rebo nyunda (memakai atribut sunda), kamis english (hari kamis berbahasa inggris dan lain sebagainya. Untuk program yang bersifat campaign si menurut saya tidak ada masalah, asal memang bisa memberi dampak positif.

Belum lama Ridwan Kamil melontarkan ide agar terjadi pemekaran wilayah di jawa barat, alasannya agar kesejahteraan warga meningkat. Dia membandingkan dengan Sumatera Utara yang memiliki penduduk 12 juta jiwa dan terdiri dari 33 kabupaten/kota.

Pertanyaannya dengan kondisi demikian apakah sumatera utara sejahtera masyarakatnya? Saran saya bapak gubernur jabar kita yang baru ini dapat mencari informasi lebih tentang sumatera utara. Justru dengan adanya pemekaran akan banyak muncul raja-raja baru. Akan lahir penguasa-penguasa baru yang korup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun