Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Filsafat | Climate Justice and DRR

Penulis adalah praktisi Pengurangan Risiko Bencana dan Pengamat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sambut Normal Baru dengan Adaptasi Berperilaku Cerdas di Tengah Ketidakpastian

13 Mei 2020   07:51 Diperbarui: 13 Mei 2020   07:58 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tentu masih ingat buku tahun 1970 "Future Shock" yang ditulis seorang futuris Alvin Toffler (October 4, 1928 – June 27, 2016). 


Alvin Toffler menuliskan prediksinya tentang masa depan yang ditulisnya sebagai Kejutan Masa Depan, diantaranya seperti berikut :

  1. Banyak barang menjadi sekali pakai karena biaya perbaikan atau pembersihan manual menjadi lebih besar daripada biaya pembuatan barang baru dengan produksi massal yang lebih murah. Contoh barang sekali pakai termasuk pulpen, korek api, botol plastik, dan handuk kertas.
  2. Desain suatu barang akan menjadi cepat usang.  
  3. Industri dengan terlalu banyak cabang akan  mati dan industri baru muncul.  
  4. Orang-orang dari masyarakat pasca-industri sering berganti profesi dan tempat kerja. Orang harus mengubah profesi karena profesi dengan cepat menjadi usang.  
  5. Orang akan menjadi lebih banyak  nomaden, dan hal ini juga mempengaruhi penggunaan fasilitas pribadi sampai relasi personal yang kurang mendalam.   
  6. Batasan usia dalam penentuan suatu norma antara anak, remaja, dan dewasa akan semakin kabur. Seorang remaja umur 17 tahun dan telah memiliki Surat izin mengemudi akan menjadi tanda perilaku remaja memasuki dunia orang dewasa dimana hal ini juga melambangkan kemampuan untuk bergerak secara mandiri.
  7. Kematian Permanen. Masyarakat pasca industri akan ditandai oleh budaya sementara di mana segala sesuatu mulai dari barang hingga hubungan manusia bersifat sementara.

Kita tahu bahwa apa yang ditulis oleh Alvin Toffler beberapa dekade lalu ternyata menjadi realita dalam era milenial sekarang. Perubahan akan terus terjadi sangat cepat dalam skala besar. Pandemi Covid-19 ini juga telah menjadi pemicu percepatan dalam era industri post modern, sampai menuju pada situasi normal baru. 

Pandemi Covid-19 ---> Global Economic Shock ---> Megashift ---> New Normal

Pandemi Covid-19 sebagai masalah kesehatan dunia telah memicu guncangan ekonomi global, dan guncangan ekonomi global serta persoalan kesehatan dunia akan berdampak pada perubahan besar. Perubahan besar di dunia akibat pandemi covid-19 ini membawa kita kepada situasi normal baru. 

Gerd Leonhard (2016) merumuskan Megashifts sebagai perubahan eksponensial dalam pengalaman manusia secara tiba-tiba, dan hasilnya sulit untuk diprediksi. Megashifts terjadi  di mana-mana, serta dimungkinkan untuk perubahan-perubahan itu saling berkombinasi serta menjadi dominan. 

Karakter Megashift : Digitization, Mobilisation, Datafication, Screenification. Disintermediation, Automation, Intelligization, Anticipation, Virtualization, Robotization 

Megashifts berinteraksi satu sama lain untuk mengubah persepsi manusia tentang ruang dan waktu, serta mengaburkan batas kesadaran antara masa lalu dan masa depan.  Pada saat terjadi krisis keuangan tahun 2007-2008 yang diikuti resesi global tahun 2008-2012, muncul terminologi "Normal Baru". El-Erian dalam kuliahnya mengutip artikel Bloomberg 18 Mei 2008 yang ditulis oleh jurnalis Rich Miller dan Matthew Benjamin untuk pertama kalinya menggunakan istilah normal baru ini.  

Istilah Normal Baru, sejak saat itu banyak dikutip dalam berbagai konteks lain untuk menyiratkan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak normal telah menjadi normal kembali dalam keadaan baru.

Situasi normal baru ini akan ditandai dengan semakin kuatnya perubahan besar "Mega Shift" dalam semua bidang dengan pengarus utamaan kesehatan sebagai trajektori kebijakan baru dalam pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pertahanan dan keamanan. 

Adaptasi Kota Menjadi Kota Cerdas 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun