Mohon tunggu...
thrio haryanto
thrio haryanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Penikmat Kopi Nusantara

Menyukai kopi tubruk dan menikmati Srimulat. Pelaku industri digital. Pembaca sastra, filsafat, dan segala sesuatu yang merangsang akalku. Penulis buku Srimulatism: Selamatkan Indonesia dengan Tawa (Noura Book Publishing, 2018).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kebenaran Tak Lagi "Swatantra"

14 September 2018   16:53 Diperbarui: 14 September 2018   19:36 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sialnya lagi, jika dulu butuh upaya keras, waktu yang panjang serta biaya yang tidak sedikit untuk menggoreng kekeliruan menjadi kebenaran, kini tidak lagi. Alat penggorengannya sudah disiapkan dengan biaya murah, yaitu internet. 

Bahan bakarnya? Juga sudah ada yaitu algoritma media sosial dan pasukan buzzer, baik manusia beneran maupun jelmaan alias bot. Tinggal siapin kekeliruan apa yang ingin digoreng menjadi kebenaran, maka jadilah tuh barang. Sekali lagi, demi kepentingan.

Terus, kita harus gimana dong? Mmm, mau bagaimana lagi, kita hanya kudu hati-hati bin waspada. Eling lan waspodo kalau kata orang Jawa. Nah, biar bisa tetap eling lan waspodo, hati dan pikiran kita kudu tentrem. Dan, biar hati dan pikiran tentrem biasakan mendengar, melihat, dan membaca hal-hal yang positif saja. Konon, mendengarkan musik yang teduh dengan pesan/lirik yang positif juga dapat membantu, lho. Musik apa aja. Yang penting kita suka. Musik positif atau musik reliji bisa juga jadi pilihan.

Sekarang kan banyak tuh aplikasi audio streaming musik-musik reliji di play store atau apple store. Unduh saja. Pesan saya cuma satu, bijaksanalah saat memilihnya karena banyak yang ilegal alias nggak bayar royalti ke penciptanya. Masak mau dengerin hal-hal baik secara ilegal? Ironis, kan?

Kalau saya sih biasa mendengarkan musik-musik reliji islami dari aplikasi Kindis. Lagu-lagunya bikin adem. Legal pula. Karena Kindis telah bekerjasama dengan Wahana Artis Musik Indonesia (WAMI) untuk urusan royalti.

Selain itu, di Kindis juga ada konten dakwah para kyai/ustadz yang sanad keilmuannya jelas. Isinya lebih tentang manajemen hati, nggak ada muatan politik ataupun takfiri. Kita juga bisa mendengarkan lantunan ayat suci Al Qur'an lho di Kindis. Bener-bener bisa ngademin hati dan pikiran, deh. Sayangnya, saat ini Kindis baru tersedia buat pengguna android.

Udah, ah, saya mau dengerin Kindis dulu sambil ngopi di kedai Laku Kopi Bintaro. Hmmh... mau dengerin dan ngopi apa ya hari ini?

Bintaro, 13 September 2018

@thriologi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun