Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mana Terima Kasih Kamu Kepada Ibu? (Renungan Hari Ibu)

21 Desember 2015   19:07 Diperbarui: 21 Desember 2015   19:07 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu boleh berucap SELAMAT HARI IBU. Tiap tanggal 22 Desember. Itu gampang.
Tapi di saat yang sama. Kamu sulit berucap TERIMA KASIH IBU, sambil mencium tangannya. Tulus dan penuh kasih sayang. Coba di cek, kapan kamu terakhir bilang TERIMA KASIH kepada Ibu. Orang yang melahirkanmu, mendidik dan membesarkanmu …
Mana terima kasih kamu kepada Ibu? Mana ….

Anehnya, kamu buru-buru berucap terima kasih kepada kawan atau orang lain yang ngebayarin semangkuk mie di warung tadi. Hanya karena semangkuk mie, kamu bilang kawan baik, orang lain baik. Lalu merasa terharu atas kebaikan orang lain.

Mana terima kasih kamu kepada Ibu? Mana ….
Sayang, kamu sering lalai. Untuk kebaikan Ibu yang melahirkanmu, kamu sering lupa berucap terima kasih. Kamu suka gak adil malah kadang gak jujur. Mengaku hormat dan cinta pada Ibu, tapi waktu buatnya hanya sedikit saja. Setelah dewasa dan bekerja, kamu malah jarang menengok Ibu. Cinta pada Ibu tapi gak perhatian. Emang kamu tahu, Ibu kamu sekarang sehat atau tidak? Ibu kamu pengen apa tahu gak? Pdahal Ibu kamu sekarang, cuma kangen sama kamu. Kok sudah lama gak datang-datang.

Kasih Ibu itu bukan semangkuk mie.
Buat orang yang bayarin mie kamu bilang terima kasih. Buat Ibu yang melahirkan dan mendidik kamu, jarang berucap terima kasih. Ada saja alasannya. Sibuklah, gak sempatlah, gak punya waktulah. Kamu, kadang buat Ibu saja banyak alasan.

Kasih Ibu itu bukan semangkuk mie.
Kamu mudah berucap terima kasih berulang-ulang kepada orang lain atas kebaikan kecil yang mereka berikan. Tapi kebaikan Ibu yang bisa membuat kamu seperti sekarang, masih terlalu sulit untuk diucapkan. Kenapa sih kamu…??

Kamu yang sering bilang “Aku sayang sama Ibu”. Tapi perilaku kamu terlalu jauh dari arti kata sayang untuk Ibu. Kalo sayang kenapa kamu jarang ke rumah Ibu?

Kamu yang bilang “Aku bangga punya Ibu sepertimu”. Tapi juga yang gak pernah mau memberikan kasih sayang kepada Ibu seperti yang diperbuatnya waktu kamu kecil.

Kamu yang sering bilang “Tidak ada yang spesial di hati ini selain Ibu”. Tapi kamu pula yang membuat spesial-spesial yang lain dalam hidupmu hingga Ibu terlupakan.

Kamu yang bilang “Aku bisa begini karena Ibu”. Tapi kamu juga yang sudah begini seakan gak peduli pada Ibu, sekedarnya saja mengingat Ibu.

Kamu tahu gak, kasih Ibu itu bukan semangkuk mie.
Katanya jasa dan pengorbanan Ibu sulit dibalas. Dengan apapun dan sebesar apapun. Tapi kenapa kamu juga sulit meminta maaf kepada Ibu. Kenapa kamu susah berterima kasih kepada Ibu. Kenapa kamu enggan meminta doa restu kembali kepada Ibu. Sekalipun kamu sudah seperti sekarang ?

Mana terima kasih kamu kepada Ibu? Mana ….
Kamu itu. Berbeda pendapat sedikit saja dengan Ibu sudah marah. Anak yang terlalu mudah memusuhi Ibu. Hingga lupa, siapa yang melahirkan kamu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun