Kamu itu sebenarnya mau apa sih? Kok dikit-dikit bilang TAPI.
Dikit-dikit TAPI. Belum dikerjain udah bilang TAPI. Belum dicoba udah ngomong TAPI. Auuu ahhh, kebanyakan TAPI. Udah tahu salah, TAPI merasa benar. Udah tahu orang lagi kerja TAPI komentar melulu. Udah tahu banyak mata uang melorot TAPI bilangnya negara ini aja. Udah tahu bersih itu sehat TAPI buang samaph sembaarangan. Auuu ahh, TAPI melulu.
Ini soal Filosofi TAPI. Bukan soal siapanya, bukan juga soal orangnya ...
Soal alat yang namanya UPS buat sekolah. Harganya juga miliaran. Fakta di sekolah yang udah dikasih, tau gak? Alat UPS itu gak dipake, karena gak bisa operasiinnya. Daya listrik di sekolah juga gak kuat. Semua sekolah yang udah terima UPS ngeluh, TAPI kita masih maksa aja. Vendor pemenang tendernya juga gak jelas. Perusahaan pengolah pakan ternak di Sidoarjo pula, bisa “menang” tender UPS.
Ini udah jelas mafia anggaran TAPI ngaku bela kepentingan rakyat. Gimana sih ceritanya.
[caption id="attachment_400234" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Pribadi - Kebanyakan TAPI"][/caption]
Entahlah, kita seneng banget cari-cari alasan. Mentang-mentang pinter, maunya maksain yang salah. Gak bener banget. Kalo udah salah ya akui saja, gak usah TAPI TAPIAN .... Orang pinter malah keblinger.
Bisa gak sih, kita bertindak atau ngomong tanpa TAPI?
Dalam ilmu bahasa, TAPI itu kata penghubung. Untuk menyatakan hal yang bertentangan atau tidak selaras. Dan TAPI gak bisa sembarang pake karena deep structure (unsur dalam) dan surface structure (unsur luar) harus terpenuhi. Maka hati nurani, logika, dan perbuatannya harus sejalan. Dia sudah belajar keras TAPI tidak lulus. TAPI pada kalimat itu benar. Nah ini, vendor UPS (teknologi) TAPI perusahaannya pengolah pakan ternak. Gak nyambung banget. Hati nurani, logikanya udah salah. Apalagi perbuatannya. Jangan dong, dibolak-balikin filosofi TAPI. Duhhh, pucing pucing pucing
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!