Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Omon-omon Dikit Tentang Work Life Ibadah Balance

23 Maret 2024   23:47 Diperbarui: 24 Maret 2024   00:11 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Gaya hidup Work Life Ibadah Balance sedang banyak diperbincangkan dan digandrungi. Sekaligus dipraktikkan. Lalu, apa arti dari gaya hidup tersebut?

Secara umum, Work Life Ibadah Balance bisa diartikan sebagai suatu kondisi manakala seseorang mampu mengatur waktunya sedemikian rupa hingga seluruh urusannya bisa dikerjakan. Pekerjaannya beres. Masa rehatnya cukup. Asupan mental dan durasi ibadahnya pun.

Work Life Ibadah Balance memang terkait dengan kemampuan seseorang dalam menyeimbangkan tanggung jawabnya dalam pekerjaan. Plus dalam hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Dia selalu fokus saat bekerja. Tidak terdistraksi untuk curi-curi waktu buat main sosmed. Sebaliknya saat sedang istirahat, dia sama sekali tak memikirkan pekerjaan.

Sejauh pengetahuan saya, gaya hidup Work Life Ibadah Balance bukanlah sesuatu yang baru. Sudah banyak dipraktikkan juga sejak dahulu. Hanya saja, sebutannya bukan Work Life Ibadah Balance. Sepertinya memang tak diberi sebutan. Atau, mungkin sekadar disebut pembagian waktu yang baik agar hidup berjalan seimbang.
***
Satu hari terdiri atas 24 jam. Konon, waktu yang 24 jam itu mesti dikelompokkan menjadi 3 bagian agar tercapai Work Life Ibadah Balance. Rinciannya, 8 jam untuk bekerja; 8 jam untuk istirahat; 8 jam untuk beribadah.

Jadi kalau ada orang yang bekerja lebih dari 8 jam per hari, sampai-sampai waktu istirahatnya berkurang, berarti hidupnya tidak seimbang. Terlebih kalau jatah waktunya untuk beribadah juga terpakai untuk bekerja. Wah! Itu makin tidak seimbang. Berarti makin tidak memenuhi kriteria Work Life Ibadah Balance.

Sebaliknya kalau ada orang yang bermalas-malasan, berlebihan sekali dalam beristirahat dan beribadah, itu pun tidak memenuhi syarat keseimbangan hidup. Namanya saja Work Life Ibadah Balance. Berarti unsur work, life, ibadahnya mesti proporsional. Tidak ada yang berlebihan atau berkekurangan.
***
Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya cuma hendak mengingatkan satu hal. Pengelompokan waktu menjadi 3 bagian sebagaimana dijelaskan di atas janganlah dibayangkan terpisah dalam ruang-ruang tertentu. Faktanya saat menjalankan 8 jam untuk bekerja, tak jarang kita sembari berzikir. Itu 'kan berarti sekaligus memanfaatkan waktu untuk beribadah?

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun