Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Kapitalisme Menghancurkan Diri Sendiri?

12 Maret 2019   10:20 Diperbarui: 12 Maret 2019   10:31 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhatikan bahwa para pekerja yang merupakan penerima manfaat kapitalisme pada tahap sebelumnya sekarang kehilangan pekerjaan mereka karenanya. Kapitalis merasa lebih bijaksana membayar sebagian kecil dari biaya pekerja di luar negeri. 

Ini memungkinkan mereka untuk tetap lebih kompetitif. Namun, perhatikan fakta bahwa upah tinggi yang diperoleh pekerja adalah dasar dari pasar. Jika upah tinggi dihilangkan, kaum kapitalis secara tidak sengaja menembak diri mereka sendiri. Selama periode waktu tertentu, penurunan upah bermanifestasi dalam bentuk perlambatan atau resesi.

Tahap 3: Meningkatkan Penjualan melalui Kredit

Ini adalah tahap di mana kapitalis sangat ingin menemukan lebih banyak penjualan untuk menjaga momentum tetap berjalan. Sistem kapitalis percaya dalam mencapai pertumbuhan abadi yang sama sekali tidak mungkin. 

Namun, mereka datang dengan solusi jangka pendek yang tampaknya dapat memperbaiki masalah. Solusi ini pasti adalah pertumbuhan dan penciptaan kredit. 

Hasilnya adalah para pekerja tidak lagi memiliki pekerjaan yang memungkinkan mereka membeli produk. Namun, mereka sangat berhutang budi karena semuanya tersedia secara kredit. 


Inilah yang sebenarnya terjadi di Amerika Serikat sejak tahun 1990-an. Pasar kerja menyusut dengan cepat sedangkan hutang masyarakat umum meningkat. Populasi pengangguran juga mencoba menghasilkan uang melalui spekulasi di pasar. 

Ini membuat mereka semakin berhutang budi seperti dalam kasus krisis subprime mortgage. Boom dan bust perumahan Amerika bisa diprediksi bertahun-tahun yang lalu jika perhatian diberikan pada teori-teori Karl Marx.

Tahap 4: Default Hutang

Tidak perlu seorang jenius untuk mengetahui bahwa suatu sistem yang bergantung pada pemberian pinjaman kepada pelanggan yang bangkrut tidak dapat bertahan lama. 

Inilah sebabnya mengapa tahap selanjutnya mau tidak mau adalah cascading defaults utang. Di sinilah krisis subprime mortgage tampak seperti hasil yang tak terhindarkan dari peristiwa yang terjadi sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun