Mohon tunggu...
Susiana Ekawati
Susiana Ekawati Mohon Tunggu... -

An English Teacher of SMA Sejahtera Prigen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Empat Istri

29 April 2013   07:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:26 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini adalah sebuah kisah tentang seorang pengusaha kaya raya yang memiliki empat orang istri. Pengusaha ini memiliki banyak rumah mewah dengan segala fasilitas hidupnya yang serba mewah dan tidak kekurangan satu apapaun. Dia paling mencintai istrinya yang keempat dan memanjakannya dengan berbagai fasilitas hidup yang mewah. Dia sangat penuh perhatian terhadap istrinya yang keempat dan selalu memberinya apapun yang dia inginkan.

Sang pengusaha kaya raya inipun juga sangat mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat membanggakannya dan selalu ingin memamerkannya kepada teman- temannya. Namun demikian, sang pengusaha senantiasa khawatir kalau istrinya yang ketiga ini akan kabur dengan laki- laki lain.

Sang pengusaha ini juga mencintai istrinya yang kedua karena dia adalah perempuan yang penyabar, penuh pengertian, dan menjadi sandaran sang pengusaha. Bilamana sang pengusaha menghadapi sebuah masalah, istri kedua selalu datang dan membantunya memberikan jalan keluar dari masalah.

Istri pertama adalah istri yang sangat setia dan telah berjasa besar dalam menjaga kekayaan dan kejayaan sang suami, serta mengurus rumah tangga mereka. Namun demikian, sang pengusaha kurang mencintai istri pertamanya dan jarang memperhatikan.

Suatu hari, pengusaha ini jatuh sakit dan tak berapa lama dia menyadari bahwa dia akan segera pergi dari dunia ini. Dia teringat kehidupan mewah yang telah dijalaninya dan merenung: "Disini aku mempunyai empat istri yang sangat mencintaiku, tapi kalau aku mati, aku akan sendirian dan tentunya aku akan kesepian??"

Dalam ketidakberdayaannya, sang pengusaha lalu memanggil istri keempatnya, "Aku paling mencintaimu, melimpahimu dengan busana mewah, segala fasilitas mewah serta mencurahkan perhatian besar kepadamu. Sebentar lagi aku akan mati, maukah kamu pergi bersamaku?" "Mana bisa?!" tukas si istri sambil bergegas meninggalkannya. Jawaban itu laksana pisau tajam yang menusuk hati sang pengusaha.

Dalam kekecewaannya itu, sang pengusaha lalu memanggil istri ketiganya. Dia bertanya kepadanya, "Aku mencintaimu dengan segenap hatiku, tapi aku akan mati, maukah kamu pergi bersamaku?" "enak aja.....," jawab istri ketiga dengan ketusnya, "hidup ini begitu nikmat, ya tentunya kalau kamu mati aku pengen menikah lagi lah." Mendengar hal itu hati sang pengusaha pun runtuh.

Dengan sedih, dia kemudian bertanya kepada istri kedua, "Aku selalu berpaling kepadamu dan kamu selalu menolongku. Sekarang aku butuh pertolonganmu lagi. Kalau aku mati, maukah kamu pergi bersamaku?" "Maaf sayang, kali ini aku tidak sanggup menolongmu," jawab istri kedua. "Aku hanya bisa mengantarmu ke pemakaman dan mengurus semuanya, sekali lagi maaf ya sayangku." jawaban ini bagaikan halilintar dan membuat hati sang pengusaha remuk redam.

Tiba- tiba ditengah kepedihannya, terdengarlah suara parau, "Jangan khawatir sayang. Aku akan ikut kemanapun kamu pergi." sang pengusaha membuka mata sembari meneteskan air mata dan tampaklah olehnya paras istri pertamanya. Ia begitu kurus, lemah dan tampak pucat. Sang pengusaha menjadi sangat terenyuh dan menatap lirih kepada istri pertamanya, dengan berderai air mata penyesalan serta memeluk erat istri pertamanya dia berkata dengan lemah "Aku seharusnya memperhatikanmu selagi aku bisa...."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun