Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Abah

2 Agustus 2017   03:47 Diperbarui: 2 Agustus 2017   03:54 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Di sebuah lorong terminal Senen

Gerakan lelaki sepuh tak mampu kami imbangi

Lincah

Ringan

Gesit

Meninggalkan kami jauh di belakang

Bertongkat ia bertongkat

Tongkat kayu kepala naga

Di sebuah kios ia berhenti

Memanggil sebuah nama dengan teriakan lantang

"Iyaaan..."

"Mana buku-buku tentang lukisan itu...?"

Abah,

Di selewat lebih dari 12 jam lalu engkau adalah raja panggung

Dengan gemerlap tata lampu terang semula redup lalu gelap berikutnya

Dengan gaung tata suara panggung membahana indah

Dengan tata teatrikal menegaskan makna puisi-puisimu

Energi suaramu menembusi jantung-jantung kami

Abah,

Di selewat kurang dari 5 jam lalu engkau menjadi teman kami semeja

Bernyanyi tentang Indonesia berkarya bersama lalu semut dan sebutir nasi

Bernyanyi puja-puji untuk yang kau sebut-sebut Wahai Kekasih Allah

Bernyanyi "Olle Ollang" ditingkahi puisi-puisi

Mengisi hati kami penuh dengan apalah itu yang tak bisa kudefinisikan dengan kata-kata

Lalu aku menjadi saksi

atas pelukanmu yang erat kepada sahabatku yang kupanggil "Cak" namun kau sebut ia sebagai cucu Rasulullah

atas ciummu untuk tangannya

atas bertubi-tubi pelukan perpisahan yang seolah tak akan ada hentinya

Di Gambir

Di Senen

Di Taman Ismail Marzuki

Di Ciputra Artpreneur

Di tanah Indonesia

Kami adalah jiwa-jiwa yang memunguti serpih-serpih ilmu yang kau tabur sepenuh hati

Semoga kami termasuk orang-orang yang selalu diberi hati yang luas untuk selalu bersyukur atas limpahan Kasih Sayang-Nya yang tercurah untuk kami dan kedua orang tua kami

Amin

Jakarta, 1 Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun