Mohon tunggu...
Sekar Mayang
Sekar Mayang Mohon Tunggu... Editor - Editor

Editor. Penulis. Pengulas buku. Hidup di Bali. http://rangkaiankatasekar.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Bisa dari Mana Saja dan dari Siapa Saja

3 Februari 2012   12:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:06 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1328273195128341963

Oleh : Sekar Mayang

Di suatu sore yang kebetulan sedang mendung, saya sedang bercengkerama dengan beberapa orang tetangga. Dan kebetulan pula kami bertiga satu profesi sebagai ibu rumah tangga, jadilah isi obrolan itu bermacam – macam layaknya gado – gado. Mulai dari soal anak, soal masakan, gossip artis terbaru, sampai yang agak serius adalah masalah kesehatan.

Ketika tema obrolan sampai ke soal kesehatan, saya menyinggung soal resiko kematian perokok pasif yang berlipat ganda dibandingkan perokok aktif. Salah seorang tetangga bertanya kepada saya, apa perbedaan antara perokok pasif dan perokok aktif. Lalu seorang yang lain menjelaskan soal perbedaan itu. Saya hanya menambahkan sedikit saja dari penjelasan yang sudah dijabarkan.

Kemudian obrolan berlanjut ke topik – topik lain. Si penanya yang tadi pun berulang kali menanyakan beberapa hal yang nampaknya ia belum paham. Dan saya pun berusaha semampunya untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang ia ajukan. Mungkin saya jadi terkesan seperti orang yang sok tahu karena bisa menjawab hampir seluruh rentetan pertanyaan itu. Dan nampaknya tetangga saya itu pun penasaran, bagaimana saya bisa mengetahui begitu banyak hal.

Saya senyum – senyum sendiri mendengar pertanyaan yang sekaligus pula saya anggap sebagai pujian itu. Saya bisa menjawab hampir semua pertanyaannya karena memang semua yang ia tanyakan merupakan pengetahuan umum, yang saya pikir, seharusnya ia pun sudah mengetahuinya. Tapi demi memuaskan rasa penasarannya, ya saya jawab saja dengan singkat, “Belajar itu bisa dari mana saja dan dari siapa saja, Mbak. Tidak harus dari buku dan bangku sekolah. Lingkungan sekitar kita juga bisa mengajarkan banyak hal yang belum kita tahu.”

***

Tentu banyak yang sudah mendengar kalimat yang menjadi judul tulisan ini, Belajar Bisa Dari Mana Saja dan Dari Siapa Saja. Itu memang benar. Paling tidak, kalimat itu saya akui setelah saya membaca buku Improve Your Learning Intelligence racikan bapak Ikbal Maulana.

Berikut adalah beberapa penggambaran makna dari kalimat yang menjadi judul tulisan ini.

Seorang pimpinan di sebuah perusahaan tidak perlu malu belajar kepada karyawannya soal pemasaran produk. Toh, pekerja lapangan seperti sales keliling, lebih mengetahui bagaimana tipikal calon konsumen. Dari pengetahuan yang dimiliki oleh sales keliling itu, akhirnya si pimpinan perusahaan bisa meramu trik supaya bisa memikat calon konsumen tersebut.

Seseorang yang tinggal di Denpasar, tidak perlu jauh – jauh pergi ke Jogja untuk sekedar menikmati lezatnya penganan gudeg. Ia bisa belajar dari buku resep. Dan kalaupun ia tidak sanggup membeli buku resep – karena harga buku resep biasanya mahal – ia bisa mencari resep gudeg itu dari internet. Atau dia bisa bertanya kepada orang lain yang paham cara pembuatan gudeg, sehingga ia bisa memasaknya sendiri.

Saya sendiri ingin menjadi seorang penulis, dan masih berusaha keras untuk menjadi seorang penulis yang baik. Jujur saja, pengetahuan saya soal kepenulisan hanya saya dapat dari pelajaran Bahasa Indonesia sewaktu sekolah. Tapi saya tidak patah arang. Saya beranikan diri membuat akun di blog keroyokan ini dan mulai menulis. Konsentrasi tulisan saya memang berjenis fiksi, tapi saya tidak menutup diri untuk belajar banyak hal baru dari rekan – rekan di Kompasiana. Saya pun banyak bertanya kepada mereka tentang segala hal yang belum saya ketahui, termasuk bagaimana cara menulis artikel yang baik.

Nah, dari contoh-contoh di atas, bisa terpetakan dua hal yang terpenting dalam aktivitas belajar.

Hal terpenting pertama adalah niat. Sebesar apa keinginan seseorang untuk mempelajari suatu hal. Nantinya itu yang akan mempengaruhi seberapa banyak ilmu yang dapat kita serap. Semakin tinggi niat seseorang untuk belajar, semakin banyak juga ilmu yang bisa ia serap.

Kedua, jangan sungkan untuk bertanya kepada siapa saja. Tidak peduli orang yang kita tanya itu lebih rendah jabatannya dibanding diri kita, jika kita memang memerlukan pengetahuannya, maka kita harus bertanya. Ada perbedaan mendasar yang akan kita rasakan ketika kita mempelajari suatu hal dari buku, dibandingkan dengan mempelajari secara langsung (melalui proses tanya jawab) dari orang yang sudah berpengalaman. Buku memang bisa memberikan pengetahuan, tapi tidak bisa sedetil manusia ketika menceritakan pengalamannya melakukan suatu pekerjaan.

Selanjutnya, kita tidak boleh malas untuk memperbarui (update) pengetahuan yang sudah kita dapat. Karena pengetahuan (knowledge) berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Pengetahuan yang kita dapat di tahun 2011, belum tentu masih berguna di tahun 2012 ini. Jangan sampai kita tertinggal jauh hanya karena kita malas meng-update ilmu yang pernah kita dapat. Tentunya kita tidak ingin dicap sebagai orang yang ketinggalan jaman, kan?!

Jadi, sudah siapkah Anda untuk menimba ilmu lebih banyak lagi? Saya yakin, Anda selalu siap.

Salam :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun