Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Moratorium Tambang, Penawar Luka Belantara Kaltim?

25 April 2017   17:28 Diperbarui: 26 April 2017   06:00 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3. Gerbang Tahura Bukit Suharto Samarinda Menuju Balikpapan I Sumber : Dokumen Pribadi

Senyum Belantara Kalimantan Timur (Kaltim) tak semanis dulu. Jika berkesempatan berkunjung ke Ibu kota Kaltim, Samarinda. Kita pasti menyaksikan satu dari banyak etalase belantara menyapa, melintasi jalur taman hutan (Tahura) Bukit Suharto dari Balikpapan menunju Samarinda. Jenis pohon Meranti, berdiri kokoh tegak, berbaris rapi menyambut di kedua sisi jalannya, melembutkan sinar matahari yang panas menjadi dingin seketika masuk menjelejahinya.

Pemerintahan orde baru, dulu menyebut kawasan ini “sacral”, dimana seluruh perusahaan HPH (hak pengusahaan hutan) wajib menanam benih pohon di kawasan itu, tak terkecuali juga perusahaan bidang pertambangan wajib melakukan reklamasi pengganti.

Sehingga, kawasan konservasi Bukit Suharto banyak dikunjungi oleh para tamu penting dari banyak negara. Konon Ratu Beatrix dari Belanda datang membuktikan keberhasilan sosok HM Soeharto menjaga kelestarian kawasan yang dulu sempat ditetapkan sebagai kawasan Hutan Lindung. Sebelum statusnya diberubah menjadi Taman Hutan Raya  (Tahura) Bukit Suharto dengan luasan 61ribu Ha di 2004.

Jangan terhipnotis kagum, menyaksikan  kisah manis belantara Tahura Bukit Suharto dengan segala kekayaan flora di dalamnya. Sebut saja sebaran flora Meranti, Keruing, Mahang, Mengkungan, Hora, Medang, Kapur, Kayu Tahan, Keranji  dan perupuk. Ditambah lagi kekayaan fauna seperti Orangutan, Beruang Madu, Macan Dahan  landak dan Rusa sambar.

Potensi keanekaragaman hayati menjadi alasan kuat pemerintahan Orba dalam memberi perhatian besar bagi pelestarian lingkungan di kawasan Tahura Bukit Soeharto ini dahulu. Namun harus disadari  dalam beberapa masa terakhir 2000-an, kondisinya malah kian sekarat dan terancam akibat berbagai tekanan baik pertambangan dan kebakaran hutan.

Si Malakama: Eksploitasi dan Konservasi di Tahura Bukit Suharto

Berada Di Tengah Tahura Bukit Suharto I Sumber Dokumen Pribadi
Berada Di Tengah Tahura Bukit Suharto I Sumber Dokumen Pribadi
Perjalanan  Balikpapan – Samarinda yang berjarak 115 Km via darat, tentu akan melalui kawasan Tahura Bukit Soeharto itu. Selama di perjalanan, perhatikanlah, tidak sedikit dijumpai rumah warga yang dibangun di dalam areal Tahura ini. Belum lagi Tower Base Transciver Station (BTS) milik operator seluler, juga terlihat kokoh berdiri di sejumlah titik-titik kawasan Tahura. Padahal larangan mendirikan bangunan di areal Tahura terpampang jelas.

Kita juga sering melihat truk berbadan lebar (dump truck) 12 roda bermuatan batubara, lalu lalang di areal Tahura. Terdapat jalan-jalan itu kecil menuju jalan haulingke tengah areal Tahura, yang dahulu merupakan jalan eksperusahaan kayu pemegang ijin HPH. Jalan itu berstatus jalan kolaborasi, yang ijinnya dikeluarkan oleh kementrian kehutanan melalui SK Menhut no 270/2009 hingga SK terbaru nomor 577/2009. Namun diluar itu izin itu tidak sedikit pula ruas jalan bermunculan.

Jauh di dalam areal Tahura,kita bisa mendapati beberapa aktivitas tambang batubara. Lebih lagi, kawasan Tahura Bukit Suharto juga akan dilalui ruas jalan tol Balikpapan-Samarinda, dan saat ini proyeknya tengah dikebut oleh Pemprov Kaltim. Tarik ulur izin melintas di Tahura-pun masing sengit terjadi, terutama izin Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kemenhut.

4. Satu Dari Banyak BTS (Base Transciver Station) Yang Beroperasi Di Tahura Suharto I Sumber : Dokumen Pribadi
4. Satu Dari Banyak BTS (Base Transciver Station) Yang Beroperasi Di Tahura Suharto I Sumber : Dokumen Pribadi
Ada sekitar 52 izin pertambangan (KP) yang telah dipegang perusahaan tambang di areal Tahura ini. Eksploitasi batubara dilakukan dengan alasan klise yakni perwujudan pembangunan dalam konteks ekploitasi sumberdaya alam bagi kesejahteraan rakyat banyak.

Areal Tahura Bukit Suharto memang disebut-sebut mengandung cadangan batubara berkisar 150 juta MT. Dengan kondisi itupulalah dikeluarkannya eksploitasi pertambangan, dikarenakan kandungan batubara di areal tersebut diduga dapat menyulut kebakaran hutan setiap tahunnya (Antara News).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun