Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

[Event Semarkutiga] Tips dan Trik dari Guru untuk Siswa dalam Menjalani Kehidupannya

6 Februari 2020   19:42 Diperbarui: 6 Februari 2020   19:45 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau orang sudah tahu takdirnya akan berakhir di mana mungkin ia tak perlu menempuh pendidikan setinggi itu.

Kenapa S2? karena ingin sukses, kenapa jualan tahu? Juga karena ia ingin sukses. Sejatinya manusia hanya ingin sukses. Hanya saja jalan menuju sukses yang ditempuh setiap orang berbeda-beda.

Maka, menurut saya ada dua hal mendasar dan teramat penting yang harus diajarkan guru kepada siswanya untuk menjalani kehidupan yang terjal ini. Inilah yang saya sebut tips guru untuk siswa dalam menghadapi kehidupannya.

Yaitu ajarkan siswa untuk selalu bersyukur dan apresiasilah dirinya untuk apapun yang ia lakukan.

Buah dari guru yang mengajarkan siswanya untuk selalu bersyukur, dan selalu mengapresiasi siswanya adalah siswa pun akan terbiasa mensyukuri apa yang ia peroleh dan mudah memberi apresiasi kepada dirinya sendiri dan juga orang lain.

Di kehidupannya, siswa tidak akan mudah iri dengan keberhasilan orang lain. Siswa akan paham apa kelebihannya dan apa kelemahannya. Siswa akan mampu menyelesaikan masalah kehidupannya melalui dua kunci tersebut, bersyukur dan apresiasi.

Bersyukur, tips ini saya dapatkan ketika membaca tulisan kompasianer Reba Lomeh yang berjudul "Saya, Eks Anak Kos Bu Diah yang Jadi Petani". Lulusan S1 tidak menjadikan Reba Lomeh tergiur untuk bekerja di kantor dinas atau kantor-kantor lainnya.

Menjadi petani adalah sebuah profesi yang ia cintai, karena ia mencintai alam. Ia tidak peduli dengan pendapat orang, ia mencintai apa yang ia lakukan, ia mensyukuri apa yang ia miliki. Itulah yang saya temukan dari pribadi Reba Lomeh.

Lalu rasa syukur itu juga saya temukan dalam tulisan yang di kisahkan oleh Taufiq Rahman berjudul "Apakah Anda Bahagia atau Sekadar Senang?". Di dalam tulisannya, Taufiq Rahman menceritakan tentang temannya yang bernama Frans. Meski ia lulusan Teknik Nuklir dari universitas bergengsi di Indonesia, ia tetap mensyukuri pekerjaannya saat ini sebagai petugas administrasi dengan gaji UMR.

Saat pak Taufiq menawarkan untuk bekerja di luar negri dengan gaji berkali-kali lipat lebih banyak, ia menolak. Baginya, hal yang paling membahagiakan bukan perihal gaji, tapi tentang ia setiap hari bisa melihat anak-anaknya, bercengkerama dengan mereka, dan anak-anak tidur di lengannya. Itulah hal yang paling membahagiakan.

Di luar sana, mungkin banyak orang yang berjabatan tinggi, bergaji besar, mungkin banyak orang memandang merekalah orang sukses itu, tetapi apakah mereka mensyukurinya? Atau merasa kurang puas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun