Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

[Event Semarkutiga] Tips dan Trik dari Guru untuk Siswa dalam Menjalani Kehidupannya

6 Februari 2020   19:42 Diperbarui: 6 Februari 2020   19:45 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nadiem Makarim, selaku menteri pendidikan pun turut ambil peran melalui pidatonya di hari guru, ia menyadarkan para guru bahwa tugas guru itu paling mulia, namun juga paling sulit, yaitu membentuk masa depan bangsa.

Nadiem menyadarkan guru bahwa potensi anak tidak diukur dengan hasil ujian, kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, dan setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda.

Nadiem memberi tips dan trik untuk mewujudkannya, yaitu mengajak kelas berdiskusi, memberi siswa kesempatan untuk mengajar di kelas, melibatkan seluruh kelas untuk mencetuskan proyek bakti sosial, dan menemukan bakat dalam diri siswa yang kurang percaya diri.

Apa yang disarankan Pak Nadiem seingat saya telah diterapkan oleh guru saya waktu SMA. Ketika pelajaran biologi, fisika, matematika, dan bahasa Indonesia, guru kami meminta kami berdiskusi lalu salah satu dari kelompok kami, diminta maju ke depan kelas dan mengajarkan kepada teman-temannya.

Kami pun pernah terlibat dalam proyek ketika pelajaran bahasa Indonesia. Seperti meliput berita di luar kelas, membuat kerajinan tangan yang kemudian di jual ke masyarakat, dan bermain drama.

Setiap class meeting pun sekolah kami mengadakan pentas seni. Kami melakukan aksi membaca puisi, bermain drama, menyanyi, dan lain-lain. Ya, semua itu memang bermanfaat bagi kami.

Tapi, kemudian setelah kita lulus, kita akan menyadari.

Dunia luar penuh persaingan, semua harus mampu berkompetisi agar disebut hebat. -Film Taare Zameen Par-

Ya, inilah realita yang terjadi. Entah seperti apa proses pembelajaran di sekolah, setelah lulus, kita akan menghadapi situasi ini. Di mana semua orang ingin dianggap hebat. Siapa yang bergaji tinggi, itulah yang disebut hebat. Siapa yang jadi PNS itulah yang dipandang hebat, bahkan idaman mertua. 

Banyak orang tua yang merasa malu jika anaknya dianggap gagal, bahkan banyak orang tua yang membanding-bandingkan antara anaknya dengan anak tetangga. Anak pun merasa dunia kerja saat ini adalah dunia yang penuh persaingan. Bahkan ada yang suka mencaci orang lain hanya untuk membandingkan dengan dirinya.

Komentar Mas Nawir di tulisan saya "S2 Jualan Tahu Viral, Masalahnya di Mana?", adalah salah satu komentar yang menginspirasi tulisan ini. Ia berkata,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun