Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Buat Pembenciku

8 Juni 2019   14:11 Diperbarui: 8 Juni 2019   14:29 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalau puisiku hanya kau anggap secangkir teh basi
ataupun hanya segelas kopi dingin yang tak enak lagi
jangan tak dibaca
jangan dilewati hanya karena tak suka
tahukah bahwa kau sedang bekerja
di semua aliran dengan berbagai gaya bahasa
ada pula sebagai epigon penyair ternama
jangan berbuat dosa di antara ratusan karya
hanya karena rasamu berbeda
nanti kau akan dicap sebagai penjahat sastra

Baru selesai puasa kukira kau sudah mulai arif dan bijaksana ternyata tidak, kau masih dendam yang tak biasa. Yang tidak pernah memaafkan, bakal diturunkan kepada anak-anakmu yang tak tahu apa-apa. Jangan jadikan dirimu dalam diri mereka. 


lihatlah puisiku
jangan lihat namaku
bacalah puisiku
jangan sebut namaku

Sungailiat, 8 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun