Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Hari Perih

21 September 2017   13:40 Diperbarui: 21 September 2017   13:57 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari telah meremas kulitku hingga pedih

Bermandikan peluh menjadi daki diatas kulit menindih

Keringat menebarkan aromah bikin hidung perih

Benar - benar menyiksa hari yang penuh beban menindih

Hari perih bagi lelaki yang ditinggal kekasih

Kata merayu menghilang yang membikin sedih

Tidak ada lagi kebersamaan dalam letih

Telah berpisah karena pebedaan yang membuat berselisih

Hati perih lelaki dalam sedih

Ia menangis ditengah terik Matahari yang mendidih

Sungailiat, 21/9/2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun