Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengadilan Cinta

12 September 2017   19:59 Diperbarui: 12 September 2017   20:03 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kucoba untuk mengerti

mengoreksi kesalahan diriku

tapi engkau masih menyudutkannya

seakan-akan tak pernah ada kebenaran

semakin dalam menusuk belati

perih pedih dan luka pun menganga

pun aku kian terkapar kegersangan hati

tiada guna menyelami untuk merapikan baju

dimatamu tidaklah berarti

seperti penuh debu-debu kehitaman

tak terselip seberkas cahaya kebaikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun