Tuan,Â
pada siapa tanya diajukanÂ
kuping penuh kotoran debuÂ
tiada mendengar jeritan hatiÂ
 Â
ayup-sayup jauh disanaÂ
diri ikut prihatin dalam dukaÂ
melayang pandang menghela panjangÂ
hingga tak henti terus membayangÂ
 Â
teriakan-teriakan itu menggema Â
semakin kencang tak terbungkamÂ
menuntut kejujuran demi keadilanÂ
membuka topeng untuk kebenaran Â
Tuan,
setidaknya engkau lebih pengertian
untuk merasakan dengan naluri
jangan duduk menghayal diri
Surabaya, 2 Agustus 2017 l 06.41
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!