Mohon tunggu...
Romi Febriyanto Saputro
Romi Febriyanto Saputro Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Ahli Madya Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen

Bekerja di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Sragen sebagai Pustakawan Ahli Madya. Juara 1 Lomba Penulisan Artikel Tentang Kepustakawanan Indonesia Tahun 2008. Email : romifebri@gmail.com. Blog : www.romifebri.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membangun Budaya Membaca dengan Arisan Buku

20 Maret 2018   21:42 Diperbarui: 21 Maret 2018   20:19 2406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay/MichaelGaida)

Buku merupakan kumpulan lembar demi lembar tulisan yang mengisahkan perjalanan hidup manusia dulu, kini, dan esok.  Perjalanan ini meliputi segala bidang kehidupan yang sudah, sedang, dan akan ditempuh oleh manusia. Karena itu sesungguhnya buku merupakan cermin kemajuan peradaban  manusia.

Ironisnya,  bangsa tercinta ini masih menganggap buku sebagai benda asing yang seolah berasal dari luar angkasa. Membeli baju, telepon genggam, kamera maupun mobil adalah sesuatu yang dianggap biasa. Membeli buku ? Masih merupakan sesuatu yang asing dan belum ditulis oleh memori otak sebagai kebutuhan pokok.  Bahkan untuk kalangan berlimpah harta sekalipun, budaya beli buku masih jauh panggang dari api.

Demikian pula untuk kalangan pendidik. Sertifikasi guru yang dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi guru belum berdampak besar pada angka penjualan buku di tanah air. Tidak banyak guru yang merayakan dana sertifikasi dengan membeli buku. Kesejahteraan guru yang mendapat dana sertifikasi baru berdampak pada meningkatnya jumlah penjualan mobil dan meledaknya daftar antri ibadah haji ke tanah suci.

Membeli buku masih dirasakan sebagai sesuatu yang sangat berat. Bikin "galau" meminjam istilah gaul remaja saat ini. Jangankan membeli, pinjam gratis saja masih ada yang galau. Galau beli buku tak hanya melanda pada ranah individu melainkan juga kelembagaan. Saat ini cukup banyak perpustakaan desa, perpustakaan sekolah, perpustakaan umum kabupaten/kota, dan perpustakaan perguruan tinggi yang menderita galaubeli buku. 

Belanja buku yang seharusnya menjadi agenda tahunan berubah menjadi agenda lima tahunan atau bahkan tidak teragenda sama sekali. Apalagi jika tanpa beli buku secara rutin saja sudah mampu memperoleh penghargaan dengan menghalalkan segala cara.

Arisan buku

Galau beli buku ? Arisan buku merupakan solusi yang bisa ditempuh.  Saat ini masyarakat sudah terbiasa dengan praktik arisan uang maupun arisan barang. Arisan barang memiliki variasi yang cukup banyak seperti arisan motor, arisan panci, arisan kompor, arisan magic jar dan lain-lain. Arisan buku bisa menjadi khazah baru dalam "dunia arisan" di tanah air.

 Konsep dasar arisan adalah kerjasama sekelompok orang dengan mengelurakan sejumlah uang yang digunakan oleh pemenang arisan. Setiap anggota pada akhirnya akan mendapat manfaat yang sama dari arisan. Ada praktik tolong menolong di sini.  Arisan buku bisa membantu mengurangi galau ketika pundi rupiah yang dimiliki tak cukup untuk membeli buku yang diinginkan. Harga buku yang masih mahal atau terasa mahal akan terasa sedikit murah dengan arisan buku. Mengubah rasa ! Inilah hikmah dari setiap arisan.

Tentu akan menjadi pemandangan yang luar biasa jika ibu-ibu rumah tangga tak hanya menggelar arisan PKK. Namun juga menggelar arisan buku, bedah buku, dan membaca buku bersama. Guru, dosen, PNS, mahasiswa, pelajar, buruh dan petani akan sangat berperan dalam meledakkan budaya membaca jika turut serta menyelenggarakan arisan buku. 

Tiga golongan pertama mesti menjadi pelopor terdepan untuk memberikan teladan bagi golongan berikutnya. Karena mereka memiliki modal berharga, intelektual, uang, dan pekerjaan yang membutuhkan banyak membaca buku.

Arisan buku juga bisa dilaksanakan oleh perpustakaan desa, taman bacaan maupun perpustakaan sekolah. Arisan buku bisa dilembagakan dalam bentuk kerjasama pengadaan buku perpustakaan. Jika dalam satu kecamatan ada 40 perpustakaan sekolah, dan setiap perpustakaan menyetorkan10 judul buku baru maka setiap bulan akan terkumpul 400 judul buku baru yang akan menjadi koleksi buku baru di perpustakaan pemenang arisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun