Dalam pendakian nalar, aku menemui senyap
Di jiwa-jiwa gusar dan pada beku hati nan pengap
Saat kehalusan budi memudar berganti amarah, dengki dan ratap
Entah ke mana nurani menghilang
busuk uap kata-kata, menghitam bumi yang dulu harum gemilang
dan kini damai tak mampu menemukan jalan pulang
Wahai.....pertapa-pertapa bijaksana
Turunlah kau dari puncak berbalut mega
Tuangkanlah air nirwana
Agar buwana kembali menyambung tatap
Bersama, mengangkat tinggi nusa harap
Bersama, rela menjadi angin di bawah kepak sayap
Jakarta, 14 Juni 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!