Mohon tunggu...
Riky Rinovsky
Riky Rinovsky Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cinta Damai

Anak Negeri Ujung Utara Indonesia https://gurindam.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pertempuran Sengit Prabowo Subianto 96 Perbatasan Laut Cina Selatan

23 November 2012   09:06 Diperbarui: 29 Desember 2021   01:02 18131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1353661486321943048

 

 (Prabowo Subianto Bersama Pasukan Tempur Kopassus)

Pangab tentang Malindo Darsasa 96: 'Tidak akan Bentuk Pakta Pertahanan'   Mengenag kembali sejarah TNI  singkat Pertempuran 1996 di laut cina Selatan perbatasan ujung Utara Indonesia kini Di kenal Negeri NATUNA.

Sekelumit cerita semoga tulisan lama yang pernah di publikasikan oleh media Cetak Repulika tahun 1996, Panglima ABRI Jenderal TNI Feisal Tanjung menyatakan  Latihan Gabungan Bersama Malindo Darsasa-4AB/1996 sama sekali tak akan menjurus ke pembentukan suatu pakta pertahanan. 

Menurutnya, latihan  antara TNI dan Angkatan Tentara Malaysia (ATM) itu "hanya merupakan  kerja sama bilateral di bidang keamanan dalam rangka mengamankan wilayah perbatasan kedua negara maupun wilayah regionalnya".  

Feisal menyampaikan itu ketika bertindak sebagai inspektur upacara pembukaan Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Malindo Darsasa-4AB/1996 di Kodikal, Surabaya, kemarin. 

Selain Kasum ABRI Letjen TNI Tarub  beserta asisten-asistennya, Pangkostrad Letjen TNI Wiranto, dan Danjen  Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto, hadir pula Panglima ATM Jenderal Tan Sri Ismail Omar. 

Selain kerja sama keamanan kedua negara, Feisal mengharapkan Latgabma Malindo dapat meningkatkan kualitas tempur angkatan bersenjata kedua negara.

Dengan terselenggaranya Latgabma kali ini, menurutnya, "berarti kita telah maju selangkah lagi dalam upaya meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja sama khususnya kedua angkatan  bersenjata". 

Feisal mengingatkan prestasi-prestasi yang telah dicapai melalui Latma Kekar Malindo (matradarat), Latma Malindo Jaya (matra laut), dan Latma Elang Malindo (matra udara).   

Secara teknis, Feisal menjelaskan, latihan bersama kali ini bertujuan untuk menguji sekaligus meningkatkan kemampuan profesionalisme TNI dan ATM, 

baik pada tingkat komando tugas gabungan bersama pengamanan perbatasan (KTGBPP), maupun hubungan satuan dari angkatan bersenjata masing-masing.

Karena itu, ia meminta agar latihan dapat dijadikan wahana untuk meningkatkan jalinan tali persaudaraan antara kedua negara. 

"Terlebih lagi hubungan kerja sama antara TNI dan ATM yang telah berlangsung dengan akrab dan harmonis itu," ujarnya.   

Kepada seluruh peserta, Feisal juga mengingatkan agar Latgabma Malindo dilaksanakan sebaik-baiknya. 

"Perhatikan pengamanan personel dan peralatan serta hindari perbuatan yang dapat menurunkan citra prajurit kedua negara," tuturnya. 

Latgabma Malindo Darsasa-4AB/1996 dengan Posko di Surabaya akan berlangsung di Singkawang, Kalimantan Barat, 19-30 Agustus 1996.Peserta latihan sekitar 5.000 orang prajurit TNI dan ATM, terdiri atas unsur penyelenggara, pelaku, dan pendukung. 

Dalam latihan akan diasumsikan ada sebuah negara agresor (negasor) yang berambisi memimpin dan menggalang kekuatan komunis internasional menyusup di kawasa perbatasan Malaysia-Indonesia. 

Negasor menggelar  kekuatan besar dengan lebih dari 20 kapal perang, termasuk dua kapal selam serta 20 pesawat udara tempur dengan satu pesawat pembom strategis yang dipusatkan di Pulau Timbul, Laut Cina Selatan.   

Negasor kemudian menggerakkan kekuatan agresinya ke Pulau Anambas, Laut Natuna, dan untuk serbuan berikutnya dilakukan perkuatan infiltrasi menuju Singkawang, lalu ke Pontianak dan daerah barat Kalimantan Barat. 

Direktur Latihan Latgabma Brigjen TNI Mar Benyamin Balukh, didampingi Kapuspen ABRI Brigjen TNI Amir Syarifudin dan Pengarah Operasi di Latihan ATM Kapten Noor Azman Otsman, mengatakan kerja sama dalam  bentuk latihan bukan hanya dengan Malaysia tapi dengan setiap negara yang berbatasan dengan Indonesia.

Empat petinggi militer Cina kemarin menemui Presiden Soeharto di Bina Graha Jakarta. Mereka dipimpin oleh Kepala Staf Umum Tentara Pembebasan Rakyat RRC Jenderal Fu Quangyeu.

Kunjungan petinggi militer Cina ini memunculkan spekulasi adanya pembicaraan mengenai Latihan Gabungan III ABRI itu. 

Seperti diberitakan AFP dan Reuter, segera setelah Pangab Jenderal TNI Feisal Tanjung membuka latihan di Kepulauan Natuna itu, pemerintah Cina bereaksi. 

Cina juga memrotes Indonesia yang telah menerima kunjungan Menlu Taiwan John Chang selaku pribadi ke Indonesia.

Kepada wartawan, Jenderal Fu Quangyeu menyatakan, "Kunjungan ini dalam rangka meningkatkan persahabatan kedua negara." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun