Kami penonton sudah tahu bahwa sinetron itu cerita rekaan. Hanya saja jangan sampai kelewatan. Sebagai produser atau pihak pendana harus memikirkan hak penonton. Wajar saja orang lebih memilih drama Korea dengan konsekuensi berbayar (paling tak harus memiliki paket internet) daripada menonton sinetron Indonesia yang gratisan.
Mudah-mudahan ini menjadi bahan pertimbangan produser atau pemberi dana atau kreditur, karena sebagaimana pembeli, penonton adalah raja.
Namun, saya hanya membayangkan akan disindir, "gitu aja kok repot. Nggak mau nonton, ya...matikan tivi." Sambil mereka mengacungkan jari tengah.Â
---o0o0o---