Mohon tunggu...
Ria Kusumawati
Ria Kusumawati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Airku Tak Lagi Berbisik, Dia Mulai Bernyanyi

12 Juni 2017   21:38 Diperbarui: 12 Juni 2017   22:07 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini......peristiwa 29 tahun yang lalu terulang kembali. Masih segar diingatan bagaimana bapak berjuang membawa saya beserta ibu dan adek yang masih berusia 3 bulanan mengungsi ke rumah paman yang letak rumahnya lebih tinggi. Malam itu lampu padam berjam-jam yang lalu, hujan yang teramat deras tak mampu dibendung selokan-selokan kecil di depan rumah. 

Biasanya saat hujan mulai lebat, halaman rumah yang terbilang cukup luas berukuran 5x9 m berubah fungsi menjadi kolam renang anak. Situasi ini sudah jadi makanan saya sewaktu kecil dulu. Berenang di tengah banjir yang setinggi 40 cm sering kami tunggu demi sekedar menikmati kolam pribadi di pekarangan rumah. Namun tidak hari itu, hujan yang mengguyur wilayah Narmada begitu besar.

 Air banjir sudah tidak bersahabat lagi. Ketinggian air mencapai lebih dari 1 m. Kepanikan tentu saja terasa karena air sudah mulai memasuki rumah. Saya yang saat itu baru berumur 3 tahunan panik dengan pemandangan yang tidak biasa ini. Bapak terlihat panik wara wiri menyelamatkan barang-barang yang ada. Ibu berbenah pakaian seadanya untuk melindungi adekku yang masih berumur 3 bulanan itu. Tidak sampai hitungan jam, air sudah mulai menggenang kursi, kasur dan semua perkakas yang ada. Di tengah hujan yang lebat dan malam yang gelap serta air banjir yang begitu deras, bapak berjuang membawa kami melewati kepungan air menuju rumah paman untuk mengungsi. Trauma yang sudah mulai memudar itu kini tiba-tiba muncul kembali....

"Kak ujiannya dilanjutkan nanti ya.....kk istirahat dulu".....nasehatku pada anakku yang sudah seminggu sakit sehingga harus ujian susulan di rumah.

"iya...Mak...kk mau ke kamar mandi....."pinta anakku yang masih sempoyongan berjalan sehingga minta ditemani

Karena kamar mandi melewati dapur, kulihat suamiku sibuk mengepel lantai yang tergenang air karena atap yang bocor.

Selepas mengantar anak ke kamar mandi, kusempatkan diri menengok ke arah luar untuk melihat derasnya air hujan yang turun beberapa menit yang lalu.

MasyaAllah......air tinggal beberapa cm masuk ke atas teras....Saya panik dan mulai kebingungan. Anakku menangis memanggil-manggil dari kamar mandi, sementara suamiku belum menyadari bencana di depan mata.

"Beliq.....liat luar....airnya sebentar lagi masuk rumah"teriakku sambil kebingungan

Yang terlintas di benakku hanya anakku.....

Segeraku gendong menuju kamar sekuat tenaga....badan kecilku ini harus mengangkat si gembul yang beratnya sudah mencapai 33 kg ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun