Mohon tunggu...
Politik

Mularis Djahri: Kota Cerdas dan Sejahtera Cita-cita Luhur

22 Juli 2017   20:35 Diperbarui: 22 Juli 2017   20:48 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Palembang : Sharing discussion Calon Wali Kota Palembang Mularis Djahri dengan asosiasi Rukun Warga se-Kota Palembang di kediaman Mularis Djahri di Palembang Sabtu (21|07), menyimpulkan, Kota Palembang Cerdas dan Sejahtera adalah kota dengan partisipasi masyarakatnya yang tinggi, sebagai buah dari semua pembangunan wilayah terintegrasi baik infrastruktur fisik, IT, bidang sosial budaya terutama pembangunan sumber daya manusia Kota Palembang.

Pengusaha Sukses Palembang ini, meyakini Kota Cerdas dan Sejahtera itu merupakan  cita-cita luhur, karena pendiri Kota Palembang mengubah wilayahnya menjadi sebuah kota untuk melahirkan keadaan lebih baik lagi. Cita-cita luhur itulah, tambah Mularis, yang mendorong pembangunan infrastruktur oleh Pemerintahan Kota Palembang  seiring politcal will pemerintah pusat kala Sea Games digelar di Kota Palembang, hingga membuahkan apresiasi mendalam dunia internasional atas tahapan Kota Palembang menjadi kota modern menyusul kota-kota di Eropa dan Amerika.

"Untuk melengkapi infrastruktur fisik, jika terpilih menjadi Wali Kota Pelmbang saya akan menggandeng korporasi IT untuk mempekuat jaringan IT di Kota Palembang. Seperti Kota Tangerang Selatan di Banten yang sudah bekerjasama dengan Google dalam memperkuat layanan IT kepada warganya. Ini bisa kita lakukan untuk melapangkan kebutuhan IT warga yang tidak bisa dibendung lagi", kata ketua DPD Hanura Sumsel ini.

Berdasarkan pengalaman melancong ke manca negara ketika menjalankan bisnisnya, Mularis Djahri mengingatkan tentang pentingnya kesiapan mengubah kultur warga Kota Palembang, mengingat perubahan wilayah di Indonesia menjadi sebuah kota berbeda sebab dengan di Eropa dan Amerika. "Kota di Indonesia berubah menjadi kota dari kondisi perkampungan, bukan karena kehadiran industri sehingga satu wilayah berubah menjadi kota seperti yang terjadi di Eropa dan Amerika", pesannya.

Karenanya Mularis Djahri mewanti-wanti prilaku yang tadinya tidak terbiasa menggunakan air bersih, membuang sampah semberangan, bahkan yang tadinya terbiasa naek jembatan bambu jadi menggunakan esklator. "Kebiasaan baru dalam menggunakan infrastruktur sebuah kota perlu disemai dengan sosialisasi formal maupun informal. Mengubah kultur jauh lebih sulit dengan mendatangkan traktor", pesan Mularis Djahri.

"Konsep kota cerdas bukan hanya sekadar teknologi informasi baru atau canggih tapi nomor satu itu ya manusianya yang mesti diubah," tandas pria yang pernah mengabdi jadi polisi ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun