Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jonggol, Piknik Sehari

27 Februari 2017   13:06 Diperbarui: 27 Februari 2017   14:21 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PERJALANAN

Piknik ke Jonggol? Ada apa di Jonggol ? Yang saya tau Jonggol itu nama tempat yang jadi terkenal karena disebut-sebut di  serial TV. Dessy, teman saya  bilang kalau disana ada jembatan kayu dan rumah pohon. Saya suka poto-poto di jembatan, rumah pohon juga suka, malah sedang pingin banget merasakan tinggal di rumah pohon ala-ala Tarzan gitu hahaha. Tapi stamina sedang menurun akibat batuk pilek, jadi saya akan mengkonfirmasi ikut atau tidaknya di H-1.

Baiklah, saya ikut ke Jonggol. Yeaayyy piknik hahaha. Piknik itu penting, kembali ke alam, menghirup udara segar, merasakan hembusan angin segar.   Ke Jonggol, Bogor, yang tidak jauh dari Jakarta atau dari Tangerang,   tidak perlu cuti, tidak  mahal, dan tidak  repot.  

Rencana berangkat subuh mundur jadi jam 6 pagi yeaaayyy. Jam 5.30 saya naik ojek online ke rumah Rene dan sudah ada Dessy yang menginap sejak semalam. Lalu menjemput Swan di Alam Sutera, lanjut beli sarapan nasi uduk. Saya sarapan ketan bumbu dan makan ditempat, karena sudah rencana mau hibernasi sejenak selama perjalanan.

Rene ngebut di jalan tol Serpong menuju gedung Antam untuk menjemput Hendro yang sudah menunggu disana. Setelah ada Hendro, kemudi berpindah tangan ke Hendro dan Swan siap sebagai asisten driver. Saya menjadi penumpang anteng di kursi paling belakang, awalnya duduk manis sebentar sambil mencari  posisi tiduran hahaha. Jarang banget loh saya bisa tidur begini saat perjalanan darat.

Dokumen pibadi
Dokumen pibadi
Aplikasi map dari smartphone diandalkan untuk memandu kami menuju “Rumah Pohon Curug Ciherang”. Saat terbangun ternyata masih di jalan, sekitar pasar, entar pasar apa, dan info dari map masih lebih dari satu jam sampai tujuan. Hmmm tau kan kalau satu jam tertulis di map itu bisa menjadi lama, karena hitungan mundur per menit di map itu bisa berhenti atau lama berkurangnya. Perjalanan tanpa henti, karena empat penumpang wanita tidak ada satupun yang rewel minta pipis, dan seorang lelaki pengemudi sepertinya masih tahan menginjak kopling hahaha.

Tanjakan turunan, kelak kelok, jalan ramai ke jalan sepi ke jalan ramai lagi lalu sepi lagi, pemukiman, sawah, kebun, sungai, dan jurang sudah kami lewati sepanjang perjalanan ini. Sampai akhirnya tiba di jalanan panjang yang sepi dan berbatu dengan pemandangan gunung dan sedikit kabut di sebelah kanan yang dibatasi pagar merah, kebun di sebelah kiri.

Yeaayy akhirnya sampai dan masuk ke gerbang komplek wisata, melewati villa-villa yang sedang dalam proses pembangunan. Kami  diarahkan untuk jalan terus melewati jalan berbatu sampai di area parkir Curug Ciherang. Tadinya mau parkir mobil lalu jalan kaki, untung tidak jadi, karena ternyata jaraknya lumayan  jauh. Istirahat di warung, memesan teh manis dan yang lain melanjutkan sarapan pagi yang tertunda.

Dokumen pibadi
Dokumen pibadi

JEMBATAN KAYU DAN RUMAH POHON

Dari warung, kami trekking santai menanjak  melewati tangga dari batu, kemudian  tampak pohon tinggi seperti sudah berumur banyak. Bila kita menghadap kearah pohon, menoleh ke kanan adalah pemandangan jurang dibawah pohon atau tebing tempat kita berpijak, menoleh ki atas kiri adalah jembatan kayu yang menghubungkan pohon dengan jalan tangga menuju Curug Ciherang.

Saya coba untuk  menggambarkan situasi disekitar.  Pagi itu pengunjung belum terlalu ramai, jadi ada banyak ruang untuk berfoto tanpa terlihat banyak orang disekitar. Kami berada di atas bukit, sekeliling mata memandang alam yang lega dan dikejauhan dibawah tampak kota dengan bangunan telihat kecil dan hamparan sawah. Angin sejuk tanpa basah, membuat nyaman, adem tenteram eeyaaa.

Dokumen pibadi
Dokumen pibadi
Kami membayar tiket  Rp 5,000 per orang untuk melewati jembatan kayu  menuju ke rumah pohon, dan  mendapat waktu 5 menit untuk foto-foto di rumah pohon. Hmmmmm 5 menit ??!! Kami bilang ke Mas yang jaga jembatan, karena kami berlima lalu dikalikan 5 menit, jadi kami punya waktu 25 menit hahaha, sambil bercanda sih, tapi kayaknya si  Mas pasrah. Tapi tenang, kami pelancong yang cukup tahu aturan kok, saat kami tahu ada pengunjung lain yang mau masuk juga, kami bergantian dengan mereka. Yang penting sudah mendapat foto.

Dokumen pibadi
Dokumen pibadi
Dokumen pibadi
Dokumen pibadi
Yuk kita naik lebih tinggi, sambil trekking santai menuju Curug Ciherang. Tidak ada target waktu, jadi saya bisa santai sambil hunting foto binatang-binatang kecil atau apapun yang saya lihat unik dan bisa jadi objek foto. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun