Mohon tunggu...
helen_s.maria
helen_s.maria Mohon Tunggu... Administrasi - #exploreIndonesia #exploretheworld ... Bersyukur untuk kesempatan, waktu, kesehatan dan rezeki yang Tuhan berikan

@helen_s.maria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Indahnya Tiga Pulau di Sitaro: Siau, Mahoro, dan Makalehi

18 Agustus 2017   13:23 Diperbarui: 18 Agustus 2017   23:36 7121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2017.06.23-24

#takperluvisa #takperlupasport menjadi hastag liburan panjang edisi Lebaran 2017. Dari Bandara Soekarno Hatta kami berlima (Dewi, Mona, Eko, Helen dan Cliff) mendarat hampir tengah malam  di  Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. Disambut oleh Gracey Wakari dan sebagian dari kami diantar ke hotel. Saya, Cliff dan Eko naik mobil sewaan dari  bandara dan mampir makan dulu sebelum menyusul ke hotel.  

Karena  ada masalah kebersihan  dengan hotel yang sudah kami pesan secara online, kami putuskan untuk pindah hotel. Semua kami dan barang-barang diangkut pindah dengan  satu mobil. Tidur nyenyak sebentar dan bangun pagi sesuai jadwal. Dari hotel kami janjian bertemu dengan Citra dan Rian di Pelabuhan Manado.

Suasana di Pelabuhan Manado pagi ini lebih ramai dari biasanya karena efek liburan dan arus mudik juga. Kami menjadi penumpang Kapal Cepat Majestic Kawanua. Pemeriksaan tiket agak ketat karena banyak calon penumpang yang masih menunggu tempat cadangan.  

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Membutuhkan waktu lima jam perjalanan laut sampai di Pulau Siau. Kapal berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di Pelabuhan Tagulandang dan Pelabuhan Biaro. AC di bagian kami kurang terbagi dengan adil, ternyata ada penumpang yang duduk dekat penyejuk ruangan dan membagi untuk dirinya sendiri hahaha hadeeuuhh. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
SITARO, singkatan dari Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Tiba di Pelabuhan Pulau Siau, disambut oleh kakak Fanny Rompas dan Karol Jaksen. Kemudian naik angkot bersama barang-barang bawaan sampai di Wisma Bahari yang menjadi rumah kami selama di Pulau Siau. Disambut hangat oleh Pak Hari dan kakak Riento.


dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setelah bersih-bersih setelah hampir setengah hari di perjalanan, tanpa membuang waktu, kami jalan-jalan dan jajan-jajan. Mie Ba' (non halal), pisang goreng dan tahu isi goreng menjadi  tujuan kuliner sore ini. Memandang Gunung Karangetang dengan asap putih di puncaknya yang bagai lukisan alam. Membalas senyum ramah penduduk yang kami jumpai, membuat kerasan berada di pulau ini. Makan malam bersama  di RM. Boulevard yang bersebelahan dengan Wisma Bahari. Ditutup dengan  Istirahat nyenyak menanti hari esok. Selama tiga hari ke depan kami akan menyelam.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
2017.06.25

Pagi pertama di Pulau Siau, kami semangat menyiapkan alat selam dan  kamera. Tujuan utama liburan adalah untuk menikmati, mendapatkan pengalaman menyelam di sekitar Pulau Siau. Hari ini tiga kali menyelam di sekitar Pulau Mahoro.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ini kali kedua saya menyelam di sekitar Pulau Mahoro. Teman-teman yang lain pertama  kalinya menyelam di Pulau Mahoro. Air laut yang jernih membuat jarak pandang menjadi jauh. Arus masih bersahabat dan enak untuk dinikmati. Terumbu karang tumbuh sehat bersama banyaknya ikan-ikan dan biota laut lainnya. Surga bagi para penyelam. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Saat surface interval kami mendarat di Pulau Mahoro. Sejauh mata memandang sambil bersantai kami dimanjakan dengan suguhan pemandangan pantai berpasir bersih, laut berwarna biru muda, langit cerah dan pulau-pulau berwarna hijau. Menjadi saksi keindahan alam di salah satu tujuan wisata bahari Sulawesi Utara.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setelah dari Pulau Mahoro, kami pindah ke Pulau Manupitaeng untuk melihat burung Maleo yang adalah burung endemik Pulau Sulawesi. Katanya burung Meleo ini anti poligami loh, tapi masih dalam penelitian. Kami trekking santai dan "membisu" untuk mendekati daerah burung-burung itu. Tidak boleh ribut dengan suara karena mereka sepertinya mereka sangat sensitif. Itu pun kami hanya bisa melihatnya dari jauh. Bentuknya seprti ayam, berwarna kecoklatan, mereka sembunyi di dalam pohon. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Saat senja kembali ke Pulau Siau, kami mampir dulu untuk mengunjungi patung Yesus memberkati. Sayangnya hari sudah gelap saat kami tiba di sana. Menepi di salah satu pantai cantik saat senja mulai turun. Lalu melanjutkan dengan trekking menanjak. Trekking lagi ... trekking lagi hahaha... seru kan ... banyak makan, banyak olahraga juga hahaha. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
2017.06.26

30 menit perjalanan dengan mobil kami menuju desa Pehe. Dilanjutkan dengan satu jam perjalanan laut dengan speed boat. Tujuannya adalah Pulau Makalehi yang masih termasuk Kabupaten Sitaro. Dua kali penyelaman sebenarnya  belum cukup untuk kami, tetapi waktunya memang harus dibagi.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Pulau Makalehi memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Ditemani oleh Pak Berto kami diantar ke atas bukit untuk melihat cantiknya Danau Cinta. Lelahnya kaki melangkah dan panasnya matahari yang menyengat selama sekitar 40 menit terbayarkan saat melihat keindahan alam ini. Danau ukiran alam berbentuk  "Love". Dari jauh terlihat titik-titik bunga teratai berwarna merah muda di sepanjang bibir danau.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setelah menikmati pemandangan dari atas bukit, kami beristirahat di samping rumah Pak Berto sambil minum  kelapa muda. Karena sudah berada disini, sepertinya sayang bila melewatkan kesempatan tanpa melihat danau cinta dari dekat.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
2017.06.27

Setelah dua hari menikmati indahnya Pulau Mahoro dan Pulau Makalehi, wajib juga untuk menyelam di Pulau Siau. Tidak perlu naik kapal, cukup  turun dari pinggir jalan raya Boulevard Pulau Siau, di seberang jalan Wisma Bahari yang kami tempati. Dua kali menyelam di depan wisma dan  satu kali kami turun dari pelabuhan pasar Siau. Setelah senja saya melanjutkan menyelam malam ditemani kakak Fanny Rompas. Wah, senang sekali bila bisa berlama-lama berlibur dan menyelam di Pulau Siau ini.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
2017.06.28

Waktu berlibur kami terbatas dan kami harus pulang. Hari terakhir di pulau ini kami tidak lagi menyelam. Setengah hari kami membereskan perlengkapan dan bersantai sambil menunggu kapal cepat datang dan membawa kami kembali ke kota Manado.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Perjalanan laut saat kembali pulang dari Pulau Siau ke Manado lebih cepat. Sore hari dan masih terang kami sudah mendarat di Manado. Bergabung di hotel yang sama dengan  keluarga besar yang juga memilih Manado sebagai destinasi wisata. Malam ini janjian makan malam bersama di Restoran  Angel Fish yang punya menu hidangan ikan Tude. Dan saya makan 5 ekor ikan tude hahaha.

2017.06.29

Subuh, saya, Mona dan Dewi sudah meninggalkan hotel menuju Bandara Sam Ratulangi. Memang sengaja memilih penerbangan pertama supaya bisa sampai rumah lebih cepat.

Libur hampir usai, tetapi hati harus tetap senang. Kesempatan perjalanan ini menjadi kenangan bagi kami semua. Canda tawa dan obrolan menjadi kenangan kebersamaan. Foto-foto menjadi kenangan gambar berkisah yang boleh kami bawa pulang. Media sosial menjadi tempat kami berbagi, untuk menunjukkan betapa indahnya negeri ini.

Terima kasih banyak kepada para teman perjalanan / teman menyelam : Citra Leoni, Fanny Rompas, Rian - dari Manado, Fido dari Pulau Siau yang membantu selama sebelum berangkat, semua persiapan yang dibutuhkan, selama liburan kami di Pulau Siau. 

Terima kasih Riento Siau Journey dan Pak Hari dari Wisma Bahari. Terima kasih juga Mona, Dewi yang terbang dari Medan - Jakarta - Manado - Jakarta - Medan, Cliff dan Eko. Terima kasih kakak Karol n kakak Meyer yang bertemu dan jadi teman ngobrol kami walaupun tidak sempat menyelam bareng. 

Marijo jelajahi keindahan alam Nusantara.  Ada ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke yang bisa kita kunjungi. Ada banyak gunung, bukit, lembah, pantai, lautan dan semua bagian alam Indonesia yang akan membawa kita pada pengalaman untuk semakin mencintai negeri ini. 

Ada banyak alasan untuk kita menjaga alam bumi pertiwi  ini. Yang indah biarlah tetap dan bertambah indahnya. Yang telah terusik dan terusak biarlah dapat dibenahi dan diperbaiki. Semoga alam indah Indonesia tercinta tetap lestari.

Salam,

Helen_s.maria

Life Is A Great Journey

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun