Mohon tunggu...
Ratna Poetry
Ratna Poetry Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta kata

membaca dan menulis melalui sudut pandang.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Kisah yang Tertinggal Bersama Clickompasiana

11 Agustus 2019   23:21 Diperbarui: 11 Agustus 2019   23:27 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta kelas menulis bersama Clickompasiana & PPI

4. Artikel yang original.

Pada dasarnya, orang lebih menyukai sesuatu yang berbeda dari yang lain, yang membuat penasaran dan tidak biasa. Oleh karena itu, buatlah tulisan dari sudut pandang berbeda, yang original untuk menarik pembaca.

Sesi terakhir dilanjutkan usai kami menikmati makan malam. Materinya tentang menulis bidang ekonomi, yang disampaikan oleh Isson Khaerul, selaku Direktur Program PPI.

Melihat masih jarangnya konten yang diulas dalam bidang ekonomi sebenarnya sangat disayangkan, karena peluangnya masih terbuka lebar. Padahal, sebagai konsumen yang biasa melakukan praktek ekonomi, kita selalu terkait dengan jual beli. Banyak hal dapat dipaparkan menyoal tentang ekonomi, seperti pengalaman melakukan transaksi online atau pembelian secara offline.

Jadi, jangan ragu untuk menulis mengenai ekonomi, sebab bisa jadi pengalaman kita akan bermanfaat bagi orang lain. Tulis berdasarkan pengalaman atau riset di lapangan, jangan melebih-lebihkan atau mengurangi fakta yang ada.

Singgah ke Pantai Maju

Mobil elf mulai bergerak meninggalkan TMII menuju ke Pantai Maju. Cuaca panas sudah terasa sejak pertama menginjakkan kaki di area pulau reklamasi ini. 

Tidak tersedianya tempat berteduh, sulit terhindar dari sengatan matahari. Sejak diresmikan pada tanggal 23  Desember 2018, Pantai Maju yang semula bernama Pulau D, telah mendapat sorotan para netizen. Di sinilah para kompasianer ditantang untuk menyaksikan langsung keadaan di pulau ini.

Deretan bangku kosong
Deretan bangku kosong

Terlihat deretan food court yang masih tutup dan sepi pengunjung, ramainya ketika menjelang petang. Namun kabarnya, tempat makan tersebut belum memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) alias ilegal. Kedainya yang masih berdiri belum hendak ditertibkan, pasalnya pemerintah akan mengimbau pengelolanya untuk mengurus surat izin. 

Berderet bangunan ruko beserta cluster rumah, akses jalan atau transportasi, tersedia lengkap sebagai kawasan bisnis. Rapi dan elit, begitu kesan pertama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun