Kemungkinan besar, bapak-bapak tetap tidak akan mengerti pola pikir bodoh mereka, alasan-alasan maha sepele mereka, dan proses pengambilan keputusan mereka. Namun seperti Pak Subarja, setidaknya ada tekad untuk mengetuk pintu kelas pagi itu. Dan mencoba.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!