Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Renjana dan Dua Cangkir Kenangan

22 Februari 2017   20:24 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:29 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu jam yang lalu akubertengkar, bertengkar pada kata-kata yang ingkar. Seperti bayanganmu yangmasih saja ingkar pada janjinya, janjinya yang tak akan terus datang mengganggusetiap mimpi-mimpiku.

 

Aku berjalan ke sebuahmeja yang letaknya berada di paling ujung. Di sana aku dan kamu biasamenghabiskan waktu bersama, saling bercerita, saling melemparkan senyum. Kitatak pernah kehabisan topik pembicaraan, dan hanya ada satu yang dapat menghentikannya,suara pramusaji yang berteriak bahwa kedai kopi sebentar lagi akan ditutup,karena waktu sudah larut malam.

 

Kini, kedai kopi tampaksepi, secangkir matcha latte dan secangkiraffogato kesukaanmu juga tak senikmat dahulu. Mungkin akuyang lupa, bahwa apapun akan terasa nikmat bila berada di sampingmu, bilamelihat senyummu.

 

Mengingatmu, sama sajahalnya seperti aku mengorek luka lama yang telah mengering. Melupakanmu adalahhal tersulit yang mungkin pernah aku lakukan. Jika melupakanmu adalah halsulit, maka melupakan kenangan tentang kita seperti dirasa sesuatu hal yangmustahil.

 

Langit yang begitu gelaptampaknya mampu mewakili perasaanku. Tetesan air dari atas sana nyatanya mampumenghasilkan air pula yang menetes dari sela-sela mataku. Lagi-lagi hujanmembuatku terpental pada masa lalu.

 

Kala itu, entah apa yangtengah merasukimu. Kamu seperti bukan kamu yang aku kenal. Kamu pada kala itulebih mirip binatang buas yang hendak menerkamku. Kamu tampak ingin membunuhku,dengan sebilah pisau dan segenggam cinta yang kamu lemparkan tepat di depanwajahku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun