Mohon tunggu...
Putri Rizky L.
Putri Rizky L. Mohon Tunggu... Lainnya - Joki Traktor di Tempat Magang

Penyuka random things. Doyan jalan-jalan meski belum jauh-jauh.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rombongan Pasar Malam, Pengembara di Belantara Pelosok Kota

14 September 2019   01:41 Diperbarui: 14 September 2019   05:30 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lain lagi saat di wahan karousel. Bila kora-kora lumayan ekstrim, maka karousel mirip dengan odong-odong : lebih sederhana. Prinsip kerja kedua wahana ini mirip. 

Memutar piringan dengan satu as di tengah. Bedanya, odong-odong lebih kecil dan di dominasi oleh balita dan karousel lebih banyak dan besar, di dominasi oleh anak-anak berusia SD dan beberapa ibu-ibu. 

Saat saya mendekat, tidak banyak penumpangnya. Hanya mungkin terisi oleh 7-10 orang saja. Seorang operator memegang karcis tanda masuk yang dibaderol dengan harga Rp. 10.000 sampai puas, memegang besi-besi vertikal dan mulai mendorong. Begitu terus. 

Angin malam berembus pelan. Membawa hawa dingin, namun mungkin tak dirasakan oleh sang "operator wahana".

Eksistensi Pasar Malam

Seiring perkembangan zaman, konsep pasar malam yang sederhana nampaknya mulai tergeser. Dulu, pasar malam dengan mudah dijumpa di alun-alun dengan gegap gempita. Wahana yang lebih banyak dan menarik, dan tentunya harga karcis yang murah. 

Akhir-akhir ini geliat pasar malam mulai menggeser ke pedesaan dan perkampungan. Mungkin, di kota lain masih dijumpai pasar malam yang meriah dan besar. Mereka tampak seperti rombongan musafir yang berkelana dari satu tempat ke tempat lain. 

Saya sempat berbincang dengan seorang penjaga stand game menembak yang susahnya bukan kepalang-tapi hadiahnya tak seberapa- tentang waktu penyelenggaraan pasar malam. Ia mengatakan bahwa pagelaran pasar malam akan diadakan hingga tanggal 12 September 2019. 

Beberapa kali saat malam berikutnya saya melintas, pasar malam tampak sepi. Wahana besar tidak dinyalakan. Musik dangdut mengalun pelan. Menurut rencana, rombongan tersebut akan bertolak ke Temanggung, Jawa Tengah untuk menghibur masyarakat. 

Namun, belum sampai di tanggal 12, saya lewat kembali di depan lapangan dan pasar malam tersebut dibongkar perlahan.

Kilau pasar malam mulai meredup. Kru pasar malam tetap bersama membawa kenangan dari wahana-wahana yang instalasinya portabel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun