Mohon tunggu...
koko anjar
koko anjar Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Seorang penikmat senja dengan segala romantikanya. Menyukai kopi dan pagi sebagai sumber inspirasi dan dapat ditemui di Hitsbanget.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ibadah

13 Maret 2019   22:27 Diperbarui: 13 Maret 2019   22:28 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
images: 2.bp.blogspot.com

Dari arah dapur Maspiroh datang sambil membawa dua cangkir kopi. Meskipun kesal, Maspiroh tetap melaksanakan kewajibannya untuk melayani Mangir.

"Mas, kamu itu sekarang sudah menjadi seorang suami. Kamu itu imam rumah tangga. Harusnya kamu yang ngajakin aku buat sholat berjamaah. Bukan malah aku yang tiap hari sibuk bangunin kamu buat sholat subuh."

"Apa sih kamu ini, pagi-pagi sudah marah-marah aja."

"Gimana gak marah coba kalau lihat kamu tiap hari kayak gitu. Subuh telat, sholat yang lain waktunya sering dipepetin, ngaji gak pernah. Kaya gitu kok pengen rejekinya lancar."

"Eh..apaan nih..kok bahas soal agama segala."

"Perempuan itu surganya ada di suami, kalau suami masuk surga, ya aku ikut ke surga. Suami masuk neraka, ya aku ikut ke neraka, suargo nunut neroko katut!"

"Tapi kan kamu sudah mengingatkan. Ya sudah gugur donk kewajiban kamu."

"Ya gak segampang itu lah mas!"

"Halah udah lah, perkara agama itu urusan masing-masing manusia dengan Tuhan. Sesama manusia cuma wajib mengingatkan."

Tak mau berdebat panjang, Mangir meninggalkan Maspiroh yang masih terus menggerutu di teras.

Untuk urusan sholat, Maspiroh memang lebih rajin daripada Mangir. Hampir tiap terdengar adzan, ia langsung akan buru-buru ambil air wudhu untuk melaksanakan sholat. Sedangkan Mangir lebih sering menunda. Bahkan tak jarang ia melwatkan sholat subuh karena bangun siang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun