Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Karyawan Galau, Kabar THR "Mendung"

2 April 2020   15:19 Diperbarui: 2 April 2020   15:27 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi THR via harianhaluan.com

Tunjangan Hari Raya (THR), barangkali masih cukup ada waktu untuk sedikit merenungkannya. Saat ini kita masih dilanda krisis sebagai dampak dari Covid-19. Beberapa perusahaan swasta sudah mulai menata diri dan tutup sejenak.

Katakanlah seperti PT Honda Prospect Motor (HPM) yang memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas pabrik. Tepatnya berhenti selama dua minggu dalam hal kegiatan produksi.

Lalu, bagaimanakah nasib karyawannya? Beda hal dengan petani, karyawan yang bekerja di pabrik maupun perusahaan swasta lainnya sudah pasti diminta untuk lebih banyak di rumah. Sebenarnya, pemberhentian aktivitas pabrik merupakan bagian komitmen PT yang peduli.

Mereka peduli dengan keamanan dan rasa aman para karyawannya, sembari berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir.

Begitu pula dengan karyawan yang bekerja di PT Matahari Department Store Tbk. Mereka juga tertimpa kegalaun karena terkena sejumlah kebijakan sebagai antisipasi dampak corona.

Selain meliburkan semua gerai, perusahaan juga memutuskan untuk menurunkan sejumlah beban perusahaan, termasuk gaji karyawan di seluruh level dengan penurunan terbesar di level senior.

Mendingan jika kebijakan usaha-usaha masih berkutat tentang pemotongan atau penurunan gaji, bagaimana jika banyak karyawannya di PHK?

Biarpun kemudian banyak karyawan mendapat pesangon, tetap saja kehadiran Covid-19 membuat kenyataan ini kian rumit. Mana ada waktu bagi mayoritas pekerja pablik untuk mencari kerja sampingan, sedangkan pemerintah meminta seluruh rakyat untuk WFH.

Agaknya, mayoritas pabrik juga tidak bisa memungkiri fakta bahwa keselamatan para karyawan lebih utama. Tidak mungkin bila kemudian ada karyawan yang tetap bekerja, namun sudah menunjukkan gejala Covid-19. Lebih baik mereka dirumahkan, alias PHK.

Namun, lagi-lagi pihak perusahaan atau pabrik akan pusing sendiri. Setiap kali mereka ingin PHK karyawan, tentu saja ada tanggung jawab untuk menggelontorkan sejumlah uang pesangon. Padahal, selama ini usaha dan bisnis-bisnis swasta sudah ditampar oleh Covid-19.

Barangkali, pengusaha yang tidak terlalu pusing untuk PHK adalah mereka yang berkecimpung di dunia perhotelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun