Semakin ke sini semakin tegas bahwa nilai itu lebih berharga daripada kejujuran. Yang nilainya tinggi dibangga-banggakan, yang nilainya sedang dianggap aman, yang nilainya rendah menjadi pusat perhatian dan pelampiasan.
Kadang, wajar pula jika di negara ini orang-orang jujur mulai punah. Membawa kejujuran itu berat. Seseorang harus terhina, dibenci oleh orang lain, minim pujian dan apresiasi, hingga dianggap samar-samar keberadaannya di sekitar kita.
Agaknya akan mustahil di hari esok siswa tidak menyontek lagi jika orientasi pendidikan kita adalah nilai sebegini dan sebegitu. Terlebih lagi jika didukung dengan kesempatan, kelonggaran, tekanan orangtua, bahkan kesempatan untuk dipuji, maka akan berduyun-duyun siswa menyontek.
Untuk itu, pendidikan di Indonesia perlu dimantapkan dan diluruskan. Guru harus sadar bahwa perilaku menyontek bisa berangkat dari ketidakpahaman siswa terhadap materi, adanya tekanan, dan tersedianya peluang.
Pemerintah pula harus sadar bahwa perilaku siswa menyontek tidak semata-mata karena kebiasaan melainkan tuntutan kualitas pendidikan yang semakin tinggi dan berskala nasional. Di satu sisi, peningkatan kualitas itu harus, namun di sisi lain seakan terpaksa dan tidak selalu dibarengi dengan karakter.
Kejujuran harus ditinggikan karena tidak ada yang namanya karakter jika masih berselimut kecurangan. Penghargaan terhadap nilai sejatinya boleh-boleh saja, tapi khusus diperuntukkan bagi mereka yang bersungguh-sungguh dan murni kejujurannya.
Salam.Â