Dengan seringnya bertemu, akan ada rasa saling mengenal, saling memahami, serta saling mencintai. Perilaku ini baik untuk mengurangi perselisihan diantara generasi milenial.Â
Jika istiqomah, adanya meet up yang bermaslahat akan mengikis sedikit demi sedikit sikap A3. Secara bertahap, hati mereka akan tersentuh dan lunak. Hebatnya, mereka akan saling memahami dan hidup rukun.
Bekali Ilmu Sosial Para Calon Milenial
Cara "kampungan" sebenarnya cukup efektif untuk membekali ilmu sosial kepada anak-anak kita. Jangan melulu dikasih sahabat dunia maya berupa android dan Youtube.Â
Perlu kita berikan teman sebaya, kakek, nenek, serta tetangga dekat rumah. Ajak mereka untuk sering bertamu kerumah tetangga dan kerabat. Ajak mereka untuk berkenalan dan bertutur kata baik dengan mereka. Â Di waktu luang, "paksakan" mereka tebar senyum dan bertegur sapa dengan semua orang yang lewat.
Bukannya sok perhatian dan SKSD (sok kenal sok dekat), tetapi untuk mengenalkan anak tentang bagaimana caranya hidup dimasyarakat.Â
Agar nanti menjelang dewasa, mereka tidak sulit berhubungan dan berkomunikasi dengan orang baru. Sikap introvert sesekali perlu, tetapi pada hal-hal pribadi dan menyangkut diri sendiri saja.
Sungguh, jiwa generasi milenial harus dibina sejak dini. Tidak perlu kita ubah paksa tampilannya, tapi kita ubahlah mindsetnya. Dan cara mengubahnya adalah dengan pembiasaan bukan dengan paksaan.
Bagaimana membiasakan? Tentu saja dengan tauladan. Ending-nya, kita mulai dari diri kita sendiri. Semakin hari semakin profesional, semakin hari semakin baik, dan semakin hari semakin beradab.
Salam.
Bengkulu, 06 Agustus 2019