Mohon tunggu...
Tanty Agustianty H
Tanty Agustianty H Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selaras kening di tanah, kepingan doa menembus penguasa langit dan bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kubiarkan Puisi Ini

6 Juni 2017   17:37 Diperbarui: 6 Juni 2017   17:41 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kubiarkan puisi ini menjadi diam,kemarin rasaku begitu resah,menimang nimang gelisah agar tak terus menempati hati. biarkan angin membawanya.menuju hatimu.

Kubiarkan puisi ini menjadi sunyi,membawa tanya menuju ujung  pohon tinggi,kemudian biarkan puisi dingin lagi,tanpa wajahmu 

Kubiarkan puisi menjadi sepi ,mataku tak hendak belalak ,kupejamkan saja agar tak akan kulihat,semua kata biarkan memaksaku menepi dari kalimatmu.

Kubiarkan puisi ini berlari dan menjauh,aku takut rindu itu menjumpaiku lagi,dan tercuri lagi hatiku,kaubiarkan hatiku mengaduh,dan ku tahu dirimu bukan untuk kulabuh..

Dan tak terasa kubiarkan puisi ini terus hidup memenuhi bilik hatiku.

 

Cimahi,6 juni 2017

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun