Kalah voting di Senayan, ternyata SMI menang voting terhadap DPR di Kompasiana. Menang dengan sangat telak, yaitu 9:1!
Berawal dari rasa ingin tahu akan preferensi mayoritas kompasianer dan diilhami juga oleh adanya voting pansus century di Senayan, penulis mencoba membuat voting dewan kompasianer. Yang divoting adalah dewan kompasianer memilih : opsi pro SMI atau opsi pro DPR (kontra SMI) atau opsi abstain.
Hasilnya adalah opsi pro SMI mendapatkan suara sebesar 81% sedangkan dua opsi lain mendapatkan masing2 9,5%.
http://polhukam.kompasiana.com/2010/05/05/dewan-kompasioner-memilih-bu-ani-atau-dpr/
Perbedaan suara cukup menyolok. Apakah ini mencerminkan pilihan masyarakat yg lebih luas? Memang belum tentu angkanya setajam itu, tapi arahnya ke sana. Dewan Kompasianer sangat majemuk, baik dalam gender, usia, tempat tinggal, pendidikan, profesi, agama, etnik, suku, daerah asal, pandangan politik, dll. Penulis rasa mereka cukup mewakili masyarakat kita yg begitu majemuk juga.
Karena itu bukan tidak mungkin seperti inilah sinyal dari rakyat, inilah kecenderungan di pemilu yg akan datang. Mereka yg sekarang begitu dominan di DPR, yaitu Golkar- PDIP- PKS ditambah partai gurem tapi galak Hanura, perolehan suara mereka sgt bisa jadi akan menurun. Partai saingan mereka, PD, sangat mungkin akan memperoleh keuntungan dari situasi ini. Bukan tidak mungkin Demokrat bisa memperoleh suara lebih daripada 50%! Walau pun bahkan Andi Malarangeng pun hanya berani menargetkan 30%.