Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Orang Biasa yang setia pada proses.

Lahir di Grobogan, 13 Mei 1973

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kiat-kiat Mempromosikan Film

17 Juli 2017   02:47 Diperbarui: 17 Juli 2017   03:07 8305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana produk-produk kreatif yang lain, film membutuhkan kejelian seorang marketter. Dan menurutku dalam produksi film, lebih baik disesuaikan dengan tranding topic yang sedang hangat di kalangan publik. Sehingga bisa sekaligus di-arrange pola strategi promosinya. Ini dalam konteks film industri, tentunya. Berbeda dengan film dengan orientasi lain, yang produksinya tidak bergantung pada pasar penonton.

Dalam konteks film komersial, film menjadi produk yang perlu dipasarkan seperti produk-produk lain di ranah seni pertunjukan. Mainstream dunia film komersial biasanya disajikan melalui layar lebar. Dan sekarang ini sepertinya telah dikuasai oleh raksasa bioskop XXI atau Mega Blitz. Karena gedung-gedung bioskop lokal telah tumbang. Ada yang berubah menjadi gedung olahraga, gedung pertemuan, bahkan ada juga yang menjadi tempat ibadah. Jika tidak semua, ya jadi rumah tikus. Mungkin kalah modal dalam memberikan 'kemewahan' pada penonton jika dibandingkan dengan raksasa bioskop itu. Atau ada faktor lain?

Dalam potensi meraup pundi-pundi 'fulus', film mempunyai potensi lebih jika dibandingkan dengan seni pertunjukan lainnya, misalnya teater, konser musik, kethoprak, stand-up comedy, atau apa sajalah. Mengapa? Karena sifat duplikasinya. Artinya, sekali kita membuat produk film, jika modal memungkinkan, secara serempak bisa diputar di sekian puluh atau ratus gedung bioskop. Belum lagi penjualan dari VCD/DVD dan penjualan di broadcast company (stasiun televisi). Nah, seni pertunjukan lain tidak mempunyai kelebihan itu.

Secara konvensional film biasanya dipromosikan melalui media-media yang umum. Seperti televisi, radio, iklan koran, advertorial media cetak, media outdoor; seperti banner, poster, videotron dan lain sebagainya. Media seperti ini telah umum.

Jika tanpa sebuah strategi pemasaran, pola promosi konvensional akan terasa hambar, tanpa greget yang bisa menyentuh hati  publik,  yang kemudian menimbulkan keinginan untuk menonton. Maka perlu pendekatan secara cerdas dalam melakukan promosi sebuah film.

Mari kita mencoba membincangkan strategi promosi film. Oh ya, jangan lupa sambil ngopi, biar asyik. Ya, kan? :)

Beberapa point yang aku coba mengidentifikasi dalam langkah-langkah promosi film, adalah:

1. Mengidentifikasi Tema Film

Point ini termasuk menganalisa dan menemukan clue sebagai bahan pemicu (trigger) dalam merangsang publik agar muncul rasa penasaran pada film kita.

Pengidentifikasian tema film dan hal-hal yang bisa menarik publik membutuhkan pengamatan pada isue yang sedang berkembang di tengah masyarakat. Tentu isue-isue yang up-todate,  atau --anak jaman sekarang menyebutnya-- 'kekinian'.

Menangkap isue-isue yang berkembang di masyarakat bisa kita telisik dari dunia politik, sosial,  budaya, atau lainnya. Maka perlu pengamatan isue yang sedang berkembang di media, baik media konvensional maupun media sosial internet. Istilah medsos (media sosial)-nya: tranding topic.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun