Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ingin Menikmati Paih Sluang? Yuk Mampir ke Tempat Saya!

10 Juli 2019   22:34 Diperbarui: 10 Juli 2019   23:36 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gbr 1. Ikan Seluang. Dokumentasi pribadi

Ikan seluang adalah satu dari sekian banyak jenis ikan air tawar yang hidup dalam Danau Kerinci. Mungkin karena ukuran maksimal tubuhnya kecil, masyarakat Kerinci menyebutnya "anak sluang".

Lucu ya. Padahal, tidak semua ikan seluang berstatus anak. Sebagian sudah jadi bapak atau emak. Hal ini ditandai dengan, ketika ditangkap rata-rata  perutnya dipadati telur. Jika dianalogikan pada manusia, sedang dalam kondisi hamil.  Namun tetap saja dikatakan "anak sluang". Nah Itulah uniknya bahasa dan bangsa Indonesia.

Ikan seluang aman konsumsi bersama tulang dan kepalanya. Tanpa khawatir terselak atau ketulangan. Meskipun yang namanya ikan pasti bertulang. Tetapi tulangnya lembut  dan tidak tajam.

Era tujuh 70-90an, seluang Danau Kerinci ini sering mengalami musim banjirnya. Hingga nilai jualnya jatuh ke titik terendah. Saya masih ingat terakhir beli murah harga Rp 1000 / kaleng susu cap nona. (kurang lebih 1/4 kg).  

Gbr 2. Dokumentasi pribadi
Gbr 2. Dokumentasi pribadi
Setelah itu,  ikan yang biasa hidup berkelompok ini berangsur langka di pasaran. Hal ini disebabkan  hasil tangkapan nelayan khusus ikan seluang cendrung menurun.   Hukum ekonomi pun berlaku. Harga akan naik/turun, apabila terjadi kenaikan/penurunan permintaan. 

Zaman sekarang, di desa saya per kilogramnya dihargai Rp 120.000. Itupun kalau kebetulan ada yang menjual. Dan pembeli harus rela pula berpacu cepat dengan konsumen lain.

Pertanyaannya, cicit ikan kok bisa semahal itu? Untuk diketahui, seluang Danau Kerinci punya cita rasa yang khas. Gurih, ada manis-manisnya juga.  Begitu pula jenis ikan lain. Beda dengan ikan air tawar yang pernah saya cicipi di daerah Jambi umumnya. 

Saya yakin, ikan seluang ada di sungai-sungai, danau,  atau rawa-rawa di seluruh tanah air. Tetapi  nuansa keseluangannya tentu tidak sama dengan seluang  Danau Kerinci.

Sering pedagang  membawa seluang dari luar ke daerah Kerinci. Dijual murah, Rp 50.000 perkilogram. Sampai di mulut tiada berasa. Kayak mengunyah kulit kayu. (Mohon ampun ya Allah. Bukan bermaksud mengecilkan RahmatMu). Faktanya memang demikian. 

Mahal atau murah, enak atau tidak enak, kita harus mengonsumsi ikan, kalau tak mau ditenggelamkan oleh Bu Susi. He he .... Selain kadar protein yang tinggi yang sangat dibutuhkan oleh tubh kita. Yaitu adanya long chain polyundaturated fatty acids(LCPUFAs), DHA, EPA, asam amino, dan mikronutrien (vitamin, mineral) yang tidak dapat dihasilkan oleh sumber pangan lain selain ikan (himasilkan, 2016/06/04).

gbr 3. Dokumentasi pribadi
gbr 3. Dokumentasi pribadi
Ikan seluang boleh-boleh saja mahal dan langka, tetapi beberapa menu khas yang berbahan pokok seluang masih tercatat sebagai kuliner terfavorit dalam keluarga saya dan di kalangan masyarakat Kabupaten Kerinci umumnya. Salah satunya  diolah menjadi "paih anak sluang".

Penasaran? Berikut proses pembuatannya! 

Bahan yang diperlukan :

  • 1/4 kg ikan seluang, cuci bersih tiriskan. (lumuri dengan bumbu giling:  1 cm jahe,  1 cm kunyit, 1 siung bawang putih + sedikit garam), diamkan kurang lebih 20 menit 
  • segenggam daun ubi muda, cuci tiriskan. 
  • 1/2 ons cabe merah + 1 sendok makan garam (secukupnya sesuai selera)  
  • 3 sendok makan kelapa parut, giling halus
  • 3 butir kemiri
  • 5 siung bawang merah, 
  • 1  siung bawang  putih 
  • 1 buah tomat matang ukuran sedang, iris kecil-kecil
  • 3 lembar kecil daun kunyit
  • 3 potong serei (2 cm) memarkan
  • 6 lembar daun jeruk purut, 6 tangkai daun ruku-ruku 
  • 3 lembar daun pisang, masing-masing  sepanjang 50 cm 
  • 6 potong lidi atau tusuk gigi. 

Cara membuatnya :

  • Giling  bahan (3)  s.d  (7), masukkan dalam sebuah wadah,  campurkan sampai  merata. 
  • Masukkan ikan, buang airnya (kalau masih ada) +sereh+ daun kunyit + daun jeruk + ruku-ruku, aduk perlahan hingga  membaur + tomat 
  • Bagi daun singkong dan adonan masing-masing menjadi 3 bagian (untuk 3 bungkus pepes). 
  • Layu  daun pisang supaya tidak mudah sobek, terus bentangkan. 
  • Bungkusan 1. Taruh 1/6 bagian daun ubi pada salah satu ujung daun pisang + 1/3 bagian adonan  berikut selembar daun kunyit,  1 potong serei, 2 lembar daun jeruk purut, dan 2 tangkai  daun ruku-ruku. Kemudian tutupi lagi dengan 1/6 bagian daun ubi (gbr. 2).
  • Gulung rapi dari pangkal sampai ke ujung. Kancing menggunakan lidi atau tusuk gigi (gbr. 3).
  • Lakukan hal serupa untuk bungkusan ke 2 dan ke 3. 
  • Taruh rapi di atas van.  Pastikan posisinya dalam keadaan lurus supaya airnya tidak tumpah.  Taruh di tunggku dengan api kecil. Tidak perlu ditutup.
  • Setelah permukan bawahnya tampak  kering,  balikkan. 
  • Jika daun pembungkusnya telah berwarna kecoklatan ( gbr. 4), angkat dan tentengkan dengan posisi salah satu ujung bungkusannya ke bawah. Apabila airnya sudah kering, tandanya paih sudah matang.
  • Usahakan airnya kering  alami karena panas api. Bukan dibuang, agar cita rasanya tidak hilang.

Terakhir buka bungkusnya, hidangngkan. Nikmati  bersama nasi panas. Supaya lebih mak nyus, tambah lalapan jengkol muda. Wow ..., Kalau mertua lewat di belakang, dijamin tidak kelihatan. 

Gbr. 4. Paih setelah matang. Dokumentasi pribadi
Gbr. 4. Paih setelah matang. Dokumentasi pribadi
Sayangnya, paih anak sluang tiada dijual di rumah makan manapun dalam Kabupaten Kerinci dan kota  Suangai Penuh. Andai kompasianers pengen nyicip, silakan mampir ke rumah saya. Kalau kebetulan lagi musim, insyaallah akan saya jamu dengan setulus hati. Salam dari pinggir Danau Kerinci.

****

Note :  

  • Resep ini berlaku untuk semua jenis ikan. Terutama ikan teri basah segar. 
  • Boleh juga ikan kembung atau ikan apa saja yang Anda suka ukuran sedang, atau sesuai kapitas daun pembungkus. Satu bungkus satu ikan utuh (tidak dipotong, cukup disayat-sayat, supaya bumbunya meresap sempurna). Selamat mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun