Mohon tunggu...
Siti Muzzayana
Siti Muzzayana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content writer

🎓Teknik Geomatika UGM 2012, 📧 siti.muzzayana@mail.ugm.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghidupkan Budaya Literasi Sejak Dini Melalui "Gernas Baku"

12 September 2019   17:28 Diperbarui: 12 September 2019   18:06 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara sosialisasi Gernas Baku di KB Mutiara Bunda-Desa Siding (dokumentasi : pribadi)

Kehangatan ibu ketika membacakan dongeng untuk anaknya dalam sosialisasi Gernas Baku di KB Mutiara Bunda-Desa Siding (dokumentasi : pribadi)
Kehangatan ibu ketika membacakan dongeng untuk anaknya dalam sosialisasi Gernas Baku di KB Mutiara Bunda-Desa Siding (dokumentasi : pribadi)
Keempat, anak dapat menceritakan kembali cerita yang telah dibacakan oleh orang tua. Narrative skill menurut Multonah Public Library adalah kemampuan untuk memahami cerita, bercerita, atau menggambarkan sesuatu. Singkatnya, narrative skill adalah kemampuan untuk menceritakan dan mendeskripsikan kembali isi cerita. Dalam tahapan ini, orang tua mendengarkan apapun yang diceritakan oleh anak. Tujuannya mengetahui apakah anak mampu menyerap makna dan pesan dari buku cerita yang telah dibacakan.

Kelima, mengunjungi perpustakaan/Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Perpustakaan merupakan sarana yang tepat untuk mewujudkan budaya literasi di kalangan anak. Tidak hanya sekedar tempat meminjam buku, melaksanakan aktivitas yang ditunjang oleh fasilitas di perpustakaan akan menjadi pengalaman menyenangkan bagi anak. Anak akan termotivasi untuk menemukan hal baru melalui buku-buku yang mereka baca dan temukan di perpustakaan. Oleh karena itu, orang tua perlu mengajak anak untuk mengunjungi perpustakaan/TBM di kala akhir pekan atau untuk mengisi liburan sekolah.

Terakhir, melakukan aktivitas berkarya yang terinspirasi dari buku yang telah dibacakan. Setelah dibacakan buku cerita, daya pikir anak akan berkembang dan bisa dituangkan dalam karya yang terinspirasi dari buku yang telah dibacakan. Seperti menggambar, kolase, melukis dengan jari (finger painting) dan kegiatan lain yang serupa.

Contoh karya (dokumentasi : pribadi)
Contoh karya (dokumentasi : pribadi)
Peran Penting Keluarga

Salah satu kunci keberhasilan program Gernas Baku adalah pola asuh orang tua dalam mendidik anak. Pola asuh orang tua paling baik yaitu pola asuh demokratis (authoritative), ditandai dengan sikap orang tua yang mendidik anaknya secara demokratis. 

Dalam pola asuh demokratis, orang tua harus mampu menjadi teladan bagaimana memberi contoh yang baik, yaitu dengan tidak memaksakan kehendak anak dalam mengikuti serangkaian tahapan program Gernas Baku. Orang tua harus bisa menggunakan cara yang kreatif dan menyenangkan agar anak mau dididik untuk belajar meningkatkan kemampuan literasinya sejak dini.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Direktur Pembinaan PAUD Kemdikbud, R. Ella Yulaelawati menyatakan bahwa, "Membantu anak menjelajahi kekayaan bahasa melalui bermain itu justru dianjurkan, yang tidak boleh adalah belajar bahasa dengan memaksakan tanpa anak itu tahu maknanya, juga tidak membebani pikiran anak. Metodenya tidak klasikal."

Salam Literasi!      

Referensi Tulisan

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/

#Sahabatkeluarga #BudayaLiterasiKeluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun