Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kanada dan Alaska di Musim Gugur, Catatan Perjalanan 21

5 November 2019   17:03 Diperbarui: 5 November 2019   17:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdengar siaran dari nona pemandu, mengumumkan bahwa Kapal akan kembali ke pangkalan. Tur Whale watching akan segera berakhir. Di kejauhan, masih terlihat Kapal putih kecil terapung apung. Barangkali hanya bermuatan 5 orang.

Salah satu Kapal sewaan untuk melihat Paus dari jarak lebih dekat. Butuh keberanian lebih menumpang Kapal mini untuk nonton pemunculan Paus.

Hari semakin redup, biasan Jingga sinar Mentari masih menghiasi langit. Lukisan Alam liar, Flora, Fauna Alaska semakin memukau dalam balutan temaram Kuning, Jingga dan keemasan.

Membandingkan suasana dengan senja di Kaimana. Ketika hampir sepuluh tahun lalu naik pesawat kecil DC 9..... dibaca diisi sembilan... dari kota Fak fak menuju kota Sorong, Papua. Pesawat kecil terbang diatas pohon pohon kelapa, tidak bisa mendarat di Sorong karena hujan deras disana. Terpaksa pesawat dialihkan dan mendarat di kota Kaimana di kala senja. Pesawat nongkrong di Bandara, menunggu hujan reda di Bandara Sorong.

Senja di Kaimana, lagu populer dari Alfian tahun 60 an. Tentu berbeda dengan senja di teluk Auke, Alaska. Namun tak kalah romantis suasananya. Konon di Kaimana, juga terkadang muncul Paus di permukaan laut. Tetapi yang paling sering adalah penampakan rombongan Ikan Lumba lumba, Dolphin. Meloncat loncat di perairan Papua. Selain Raja Ampat, ikan ikan itu sungguh Potensi wisata Papua yang perlu gencar dipromosikan.

Kembali ke Alaska. Kapal mengambang di laut menggelap. Melintasi buoy yang terapung apung ditengah laut. Kawanan Singa Laut berdesakan, menunggangi permukaan Buoy  sempit. Kapal dipelankan, para peserta tur sigap menjepreti rombongan Singa Singa laut lucu itu.

Sebenarnya, habitat Paus pernah mengalami masa kritis. Nyaris punah. Karena semakin maraknya Perburuan dan pembantaian Mamalia raksasa ini. Untuk diambil Minyak, Lemak dan Dagingnya. Menjadi Material berharga untuk bahan Obat, Kosmetik, Minyak oles, margarine dan juga makanan kaleng.

Dokpri
Dokpri
Konon perburuan Paus sudah terjadi sejak tiga ribu tahun sebelum Masehi. Namun kala itu hanya dengan peralatan sederhana sejenis Tombak. Sehingga tidak begitu mengganggu kelestarian habitatnya.

Namun dengan perkembangan teknologi yang pesat, mulai akhir Abad 19 terjadi pembantaian Paus besar besaran. Dengan peralatan semakin canggih. Lima puluh ribuan Paus terbantai setiap tahun.

International Whaling Committe, Komite PerPausan International akhirnya membatasi kuota berburu Paus. Bahkan secara resmi, tahun 1986 komite tersebut melarang perburuan Paus di seluruh Dunia. Hingga sekarang larangan itu berlaku.

Meskipun kini Jepang, Norwegia, Islandia, negara negara dengan jumlah penggemar berburu Paus cukup banyak, meminta Komite PerPausan International mencabut larangan itu. Saat ini masih alot proses negosiasi perubahan aturan PerPausan tersebut.

Kalau larangan berburu Paus dicabut, barangkali wisata Whale Watching seperti di Teluk Auke dan tempat tempat lain penjuru dunia bakal gulung tikar, bangkrut. Mungkin akan banting stir, dari wisata Whale watching berubah menjadi Whale Hunting, berburu Paus. Entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun