Meninggalkan resto Kampung laut, pukul 9 malam lebih. Kami belum ingin mengakhiri penjelajahan hari ini. Mobil meneruskan perjalanan ke Kota Tua Semarang yang kesohor. Ingin melihat suasananya pada malam hari.
#Gebyar Kota Tua Bernuansa Nostalgi#
Stasiun Tawang, Gereja Blenduk, Pasar Johar, Â pasar Jaik adalah bagian dari kota Semarang yang selalu diceritakan. Kala itu tiyang terkagum kagum mendengarnya. Pingin suatu saat mengunjungi kota tua Semarang.
Setelah melewati umur kepala enam sekian, baru malam ini kesampaian bertandang ke Kota Tua ini. Meskipun waktu aktif, sebenarnya sering juga beracara ke Semarang namun tak pernah menyempatkan diri bertandang ke kota tua.
Kota tua diwaktu malam. Kami memarkir mobil di sisi belakang. Menyusur jalan kecil bersih rapi, dinaungi gedung gedung tua kolonial yang terlihat masih pengkuh. Kami tiba di center keramaian, yaitu taman Srigunting. Taman kecil cantik dengan pohonan besar memayungi, diterobosi bias bias sinar lampu.
Mendekati pukul 10 malam pengunjung disini masih ramai. Duduk duduk, berjalan seliweran santai menikmati malam. Lampu menerangi gedung gedung tua bergaya Belanda. Serasa seperti sedang berada di Amsterdam, tanpa kanal kanal. Kota tua memang ikon malam kota Semarang, mempesona dalam siraman cahaya.
Pengunjung ramai berfoto disana sini, tua muda. Taman Srigunting tepat berada disisi gereja Immanuel, yang terkenal dengan sebutan gereja blendug. Gereja dengan kubah bercat merah eye catching. Yang mirip, walau berukuran lebih kecil dengan kubah St Basilika. Gereja terbesar dunia di Vatican, negara kecil di tengah kota Roma.
Di pinggir sisi gereja taman Srigunting, dibangun jembatan artifisial spot berfoto. Berfoto di jembatan itu akan berlatar belakang kubah merah Gereja. Cakep. Banyak orang antri disekitar jembatan itu. Menunggu giliran berfoto.
Di dalam taman dan jalanan; sepeda ontel tua, riksaw lengkap dengan buket bunga beserta topi krop masa lalu disewakan untuk kelengkapan berfoto suasana kuno. Disewakan dengan tarif seikhlasnya.
Banyak spot spot menarik lainnya untuk berfoto di lingkungan ini. Seperti rumah dengan pohon tua bersulur, jendela dengan pigura akar, jalan utama dengan deretan bangunan kuno, amphi teater kecil terlihat klasik. Dan masih banyak lagi.
Ada lagi spot yang wajib dikunjungi. Salah satu gudang tua cukup luas, peninggalan jaman VOC yang disulap menjadi pasar malam. Khusus menjajakan barang barang dan pernik pernik antik kuno. Keramik, Wayang, lukisan, pistol, setlikaan, topi topi, foto, Radio, meja rias, kursi, tongkat teken, perhiasan, pakaian dsb. Serba kuno. Mengelilingi gudang itu, suasananya mirip dengan pasar barang antik Triwindu, Solo. Gudang ini buka sampai larut malam. Pengunjung masih ramai, ketika kami bertandang jam 10 malam lebih.