Mohon tunggu...
Muhammad Bar
Muhammad Bar Mohon Tunggu... Administrasi - Pelajar

Tulisan di sini semuanya fiktif belaka. Kalau ada yang benar mungkin kebetulan atau mungkin kebenaran yang kebetulan difiktifkan. Budayakan beri nilai dan komentar Mari bersama-sama kita belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tertawakan Sebab Lucu atau Menertawakan

23 Agustus 2017   07:52 Diperbarui: 24 Agustus 2017   14:50 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

'Barimeng, kapan kamu syukuran?' Tanya Barigas membahas soal Barimeng baru saja diterima di universitas yang baru berdiri.

'Keterima kuliah saja masa' syukuran,' balas Barimeng.

'Iyalah,' Barikat ikut-ikutan.

'Yo, nanti sujud syukur bareng. Itu sudah cukup menunjukkan rasa syukurku.' Ucap Barimeng

Semuanya tertawa geli.

'Nanti Barimeng bakal mengukir sejarah, sob, sebagai angkatan pertama yang lulus.' Celetuk Barigas.

'Enak ya Barimeng, nanti awal kuliah tidak ada ospek.' ucap Barikat.

'Terkecuali dosennya turun tangan.' sergah Barigas. Yang menggelakkan tawa kami berempat, terkecuali Barimeng yang tersenyum kecil. Barikut tertawa saja, tidak ikut patungan bicara. Tapi paling keras.

Tawa berhenti semua hening cukup lama. Barikat memulai, ' Hei, mahasiswa baru. Nanti tidak ada yang tanya soal umurmu, Barimeng. Santai saja.'

Barikut tertawa keras sendiri, lalu disusul Barikat, 'Kok ketawa? Apa yang lucu?' Barikat tergelak.

'Tidak apa-apa,' Barikut tidak bisa menjelaskan dan tidak mau menjelaskan alasannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun